Dec 27, 2011

Anak Ingusan Ini Mau Kuliah

Siang ini, sekitar pukul 12 atau 13 gitu, entah ada angin ribut dari mana Ibuku ngajak duduk bareng untuk ngobrolin kuliah. Deg. Rasanya gimana gitu kalau ngomongin kuliah. Itu kan berarti bentar lagi lulus SMA, perpisahan sama temen-temen, perpisahan sama guru-guru, perpisahan sama satpam, perpisahan sama ibu kantin, perpisahan sama petugas sekolah, perpisahan sama ibu perpus, perpisahan sama pohon mangga samping kelas, dan yang paling nyesek perpisahan sama sama *biiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiip* sensor ah :p.

Back to the point. Apa pointnya? Bip? *tepok jidat*. Bukan. Kita bukan mau ngomongin si bip *ntar kita omongin dia di postingan laen aja yaa* wkwkwk.
Oke, jadi gini loh *pasang tampang direktur mau meeting*. Di waktu yang udah mepet menuju SNMPTN ini. aku ini masih galau mau masuk kuliah kemana *plakkk!!*. Ceritanya mimpi aku itu gunta-ganti terus. Gampang ke bawa arus. Awalnya mau jadi dokter, ganti jadi arsitek, ganti jadi pengacara, ganti jadi jurnalis, dan sekarang ganti lagi entah apa. Makanya ibu aku yang masih banyak kerjaan rumah itu maksa ngajak ngobrol 4 mata.

Jadi, Oya (panggilan dari kecil, red) mau kuliah dimana?
Gak tahu, Bu. Maunya ibu dimana? (sambil cuek teu puguh)
Yang bener eh, orang tua ngajak ngobrol juga.
Dimana yah.. Ibu maunya dimana?
Heuh, masuk Kesehatan Masyarakat aja.
Hoahh? UI? Oh eh..
Coba deh browsing internet. Liat ada jurusan apa aja.
*nyodorin buku daftar fakultas yang sebenernya udah punya dari dulu dan dibiarkan usang supaya bisa jadi lagu. (Backsound: Kubuka album biru, penuh debu dan USANG...) Ngalantur!*

Akhirnya aku dan ibuku buka deh tuh buku. Yang pertama aku cari pastinya jurusan yang ilmu penunjangnya Biologi atau Kimia. Buat Matematika dan Fisika, no thanks :) *ngerasa looser banget disini*.
Akhirnya ketemu deh, 4 jurusan yang ilmu penunjangnya seperti yang disebutkan diatas. Empat jurusan itu adalah...
  1. Teknik Lingkungan - Universitas Indonesia
  2. Kesehatan Masyarakat - Universitas Indonesia
  3. Biokimia - Institut Pertanian Bogor
  4. Agronomi dan Hortikultura - Institut Pertanian Bogor
Sebenernya masih banyak jurusan dengan ilmu penunjang dua itu. Tapi hati aku rasanya udah cocok aja sama keempat jurusan diatas. Ibu aku juga setuju. Tapi masalah belum beres. Aku harus memperdalam lagi tentang keempat jurusan tersebut. Selain itu aku juga harus tanya-tanya ke guru BK soal kakak tingkat yang dulu milih jurusan-jurusan itu. Gimana caranya mereka berhasil. Dan poin terpentingnya aku belum shalat istikharah untuk minta petunjuk dari Allah. Tapi bakal aku lakuin a.s.a.p.

Oh iya buat blogwalker yang kebetulan singgah di entri saya ini, dan kebetulan juga tau banyak atau tau sedikit soal empat jurusan tadi, minta share-nya yah. Makasih banget loh sebelumnya. Kalo kata Pak Mario Teguh mah, love you as always :)

Dec 26, 2011

Harusnya

Harusnya kamu tak perlu sapa aku.
Kalau itu hanya sekali, kemudian hilanglah..

Harusnya kamu tak perlu bicara padaku.
Kalau hanya butuhnya, kemudian lenyaplah..
Harusnya kamu tak perlu senyum padaku.
Karena tak ada kepalsuan abadi.
Terbukti kan? Sekarang aku bisa lihat jelas-jelas.

Kalau saja aku tidak tertipu.
Kalau saja sapa, kata, dan senyum itu tak ada.
Kalau saja tak pernah bertemu.

Sudahlah, kalau saja tak ada kalau saja..


Dec 24, 2011

Secarik Curhat

Hari ini bagi rapot. Semua orang tua di undang ke sekolah untuk menerima hasil "perjuangan" anaknya yang dititipkan ke sekolah selama satu semester ini. Perasaan tidak menentu, karena hasil rapot kali ini merupakan grafik terakhir perjuangan ke PMDK. Meningkat atau menurunnya nilai semester ini sangat berpengaruh. Aku sangat tidak suka seperti ini.

Aku gak masalah kalau nilai raport yang jadi acuan buat diterima ke Universitas, tanpa tes. Tapi nilai raport yang seperti apa dulu? Aku mau bilang nilai raport yang jadi acuan itu harusnya apa adanya aja. Bener-bener gimana kemampuan belajar kesehariannya. Bukan yang asal katrol. Tapi di sisi pikiran, hati, dan jiwa aku yang lain ya butuh juga. Mau bagaimana lagi?

Menyedihkan-

Suatu hari aku sedang mengubek-ubek data surat-surat dan dokumen penting di lemari. Waktu itu kalau tidak salah aku mau mencari ijazah SMP-ku. Tak sengaja aku menemukan buku tua yang masih terlihat segar *buah kalee*. Aku buka buku itu dan tereng tereng.. ternyata itu raport ibuku. Satu kata yang langsung terucap dari bibirku..
K.e.r.e.n..!
Apanya yang keren? Warnanya? Desainnya? Laa Laa Laa.. Bukan. Nilai? Yup, apalagi kalau bukan nilainya?

Takjub-

Disana masih ada nilai raport yang pakai TINTA MERAH. Betapa murninya nilai pada zaman ibuku. Semua di tulis apa adanya. Benar-benar sesuai kemampuan. Aku sedikit menyesal mengapa lahir lebih lambat. Hahaha. *jangan ditiru. Itu tindakan kurang bersyukur.*

Aku cemburu-

Apa yang aku cemburui? Tentu saja rasa puas yang menggelora itu. Rasa puas yang benar-benar puas saat usaha kita belajar selama ini tercatat dalam raport kita. Lima maka lima, tidak delapan. Dan sembilan maka sembilan, tidak tujuh. Mampu, ya mampu. Tidak, ya berusaha untuk mampu. Persaingan yang sportif. Dan aku cemburu.

Dec 23, 2011

Tur Jogjakarta

Jogjakarta, satu kota yang pernah-hanya-jadi-angan-angan. Semenjak tur 650.000 itu, sudah bukan lagi. Yaaah, Jogja dengan candinya, keratonnya, taman pintarnya, malioboronya, bukan angan lagi.

Sedikit dikecewakan oleh harap-harap perjalanan indah yang tidak terealisasi. Saya yang single ini, merasa terkucil sepanjang tur. Haha tapi tak apalah selama ada teman, enjoy aja. Sekalipun gak ada teman, masih puna dua kaki buat jalan sendiri.
Perjalanan dimulai tentu saja dari sekolah, eh tidak, dari rumah, tepatnya kasur. Setelah siap tektek bengeknya maka berangkatlah menuju sekolah danseterusnya danseterusnya. Sekitar jam 12an transit di Tasikmalaya. Makan di RM Trio Macan, eh Trio Indah. Buang air kecil bayar 1000 (yang barusan disensor ya). Perjalanan lanjut ke Jogja. Perjalanan Tasik-Jogja lebih seru daripada perjalanan Sukabumi-Tasik. Ketawa-ketawa. Klasik lah.





Setibanya di Jogja langsung disuguhkan makan di RM Ambar Ketawang. Gitu~gitu~gitu~. Check in hotel Amarta, Jalan Wates. Tidur sekamar bertujuh...

Sekamar BERTUJUH

...ketika grup lain cuma berlima atau berenam. Kamarnya cukup. Gak sesempit yang saya kira. Tidur nyaman~
Besoknya, ke-single-an mulai terasa. Banyak romeo yang rela pindah bus buat duduk samping julietnya. Hatiku berbisik lirih. Mana romeoku? Plakk! Zzzz...

Duduk sama Revi dan Herlan menuju Taman Pintar. Roma-romanya Taman Pintar sih mirip Iptek yang di TMII. Biasa saja no kesan. Lanjut ke Keraton, yah begitulah dimana-mana keraton kayak gitu-gitu aja. Ada segala macam alat-alat dan perkakas bekas kerajaan dulu. Dari mulai senjata sampai sendok. Dan akhirnya sampailah pada acara yang saya tunggu-tunggu. Go to Prambanan Temple. Hujan turun deras, jadi kurang asik. Okelah sewa payung 5000 aku caw. Ditinggal temen-temen dan akhirnya jalan sendiri. Galau ngeliatin di depan-belakang-samping kiri-samping kanan cuma pasangan doang yang pake satu payung berdua. Asyiknya mereka bisa patungan sewa payung. *nangis di bawah shower*.

Malamnya it's time to shopping. Mampir ke djava terus lanjut ke Jl. Malioboro. Beli barang-barang biasa lah. Bakpia, lanting, brem, baju, topi, tas, de el el yang notabene pesenan orang doang. Akunya cuma dapet kaos sajahhhh.

Kalender menunjukkan tanggal 21. Diusir dari hotel. Ngungsi ke bagasi bus. Perjalanan lanjut lagi nih. Ke Monumen Jogja Kembali a.k.a Monjali. Nah inilah satu-satunya tempat yang ninggalin kesan mendalam buat aku. Hampir nangis dengerin cerita dari guide yang udah tua itu. Katanya-waktu nunjukkin salah satu foto perjuangan di museum, pernah ada satu kakek dateng kesitu terus nangis menatap foto orang dengan bambu runcing di tangannya itu, dan dengan lirih ia bilang "Ini foto saya". Huwaaa ga tahan pengen nangis.

Abis gitu ada diorama-diorama perjuangan. Kerasa banget suasana semangat nya. Padahal cuma patung. Salut..

Dan terakhir kita menuju Borobudur. Candi yang pernah masuk tujuh keajaiban dunia itu. Sebelumnya belanja salak dulu di Muntilan. Suasana di Borobudur gak jauh beda sama Prambanan. Tapi yang berkesan itu waktu masuk ke galeri uniknya. Temen-temen pada bayar 2.500, tapi aku yang saat itu jalan sama salah satu guruku; Bu Yati, boleh masuk gratis. Penjaganya kira, saya juga pembina 0:) hoho inilah salah satu keuntungan punya badan tinggi besar. Wkwk.

Perjalanan selesai dan kembali ke rumah. Sekali lagi cuma Monjali yang berkesan buat saya.

Monumen Jogja Kembali (Monjali)

Bersama teman sekelas. CEPOT: Cenat-cenut Ipa Opat.


Dec 18, 2011

Waffely Pancaky

 

n.b: Waffely pancaky was the disguise name of someone I've admired..

"This is not the first video that I made. But, this is the first video I've uploaded to network world. It isn't incredible neither have good quality. But, I hope you'd enjoy it.."

Dec 13, 2011

Matamu

Ada satu kamus yang mampu menerjemahkan bahasa matamu; waktu.

Jika pasifik masih bisa diketahui kedalamannya, maka tidak dengan matamu.

Bagiku, matamu seharusnya masuk rekor dunia. Sebagai mata yang paling sulit dimengerti.

Mungkin hanya Tuhan dan kau yang mengerti bahasa ini, bahasa matamu.

Jangan biarkan apapun tenggelam ke dalam matamu, karena mungkin sangat sulit untuknya bisa terselamatkan.

Eyes mean everything...  

Dec 11, 2011

Kekangan Semu

Terkekang kenang dan bayang-bayang.

Tidak lama, disana ada satu dan dua saat. Kedalaman matanya yang tak terbatasi. Kemudian penglihatanku jatuh bebas kedalamnya. Jatuh jauh. Tanpa batas. Jika saja tak segera aku terbangun.

Aku terbangun dalam kekang kenang dan bayang-bayang.

Dua puluh enam alfabet yang ada masih kurang untuk di tata jadi kata-kata. Sehingga bisa bikin terbebas. Dari kekangan yang sebenarnya tak ada.

Dimana? Apa dia hidup dalam hidupku? Apa dia hidup hanya di mimpiku?

Lagi-lagi aku terjatuh bebas, namun hanya tapak-tapak di atas pasir ini yang menyaksikan. Terbangun lagi, dan tak ada dia lagi. Ada punggung yang terlenyap seiring gelap. Bisakah anda berhenti, atau sekadar berbalik sejenak? Hanya sesaat.

Dec 3, 2011

Charice Pempengco - Born to Love You Forever

We've got a secret
Only you and I know
We've got a language
Only we can speak
I want you to be
Wherever I go
It keeps getting better everytime we meet

I feel it deep inside it can't be denied Oh

Chorus:

I knew the first time that we were together
I was born to love you forever
Nothing comes between us
No one will ever 'cause baby
I was born to love you forever

Ohhh

I feel it in my heart that it's destiny
Can tell when we kiss, by the way we touch
I made for you, You're made for me
I never dreamed that
I could feel this much

I feel it deep inside it can't be denied
Ohhh

(Repeat Chorus)

Bridge:

Because we're young
I know they doubt us
But they don't know the first thing about us
We close our eyes when we kiss
We never lose our innocence

I feel it deep inside it can't be denied Oh

(Repeat Chorus)

I was born to love you forever
  

Dec 1, 2011

Your Eyes Like A ...

Aku lihat ada sosok yang mengalun, atau teralunkan. Bersamaan dengan denting-denting yang menggoda. Kemudian terdengar baris nada di luar oktaf. Do re mi fa sol lo ve do. Bukan aku yang mengetuk palu. Namun rasakanlah saat sesuatu datang begitu saja.

Lihat bahwa semuanya akan tetap begitu. Yang ada dalam garis ini -antara matamu serta mataku- bukan lagi pengharapan. Karena aku sudah sangat bosan, berharap seorang diri. Atas yang ku terima di akhir, garis itu justru terputus dari seberang dan men-jepret langsung kedua mata, hingga satu hati ini.

Cukuplah setengah garis ini. Tak perlu ada matamu yang harus menyadari keberadaan mataku. Lagipula, aku malu.



Karena, aku tak sengaja jatuh cinta.
 
Walau perhentian mungkin tiada, cukuplah sejauh ini aku mampu jadi nahkoda atas perahu hidupku sendiri.



(Malam, awal dalam akhir)

Nov 20, 2011

11-11-11 20-11-2011

November memang unik. Tapi Agustus tetap milikku.

Oct 23, 2011

Finally, I COULD SWIM !!

Serius, dari aku lahir *lebay*, aku emang takut sama yang namanya air. Bukan berarti aku ga suka mandi ya. Suka sih (sih? ragu deh. haha) Kalau cuma basuh badan si oke, tapi kalo yang namanya keramas, it used to worst thing ever! Hahaha. Sampe-sampe harus selalu dikeramasin. Tapi semua itu berakhir waktu aku naik sekitaran kelas 5 SD. Udah berani keramas sendiri yeyeyeye *give a stand applause everybody!*.

Walau gitu ada sesuatu yang nyesek di hati aku. Apa itu? Ahem, berenang! Yaaaa, setiap kali pergi ke tempat berenang, hal yang pertama kali aku perhatikan adalah... pelampung. Memalukan banget yaaaaa. Emm.. haha. Kusabab kuring paling sieun ka nu ngaranna ngojay. *Gak ngerti ya? Em, translate di google aja boleh. Dari bahasa Jerman barat ya.* ahahaha.

Serius lagi ah, iya jadinya dari aku kenal dunia nih, aku belum pernah bisa berenang. Bisa sih waktu SMP, ngambang doang cuma sekali-kalinya itupun dipaksa. Dan sampai tanggal 22 OKTOBER 2011 aku belum pernah berenang yang benar-benar berenang.

MINGGU, 23 OKTOBER 2011. Entah ada angin apa yang merasuk ke dalam tubuh paman ku. Tiba-tiba ngajak berenang gitu deh sekeluarga. Cieh asik nih ngisi hari Minggu. Seenggaknya bisa duduk-duduk di pinggir kolam sambil jagain si Yudis (sepupuku usia 4 tahun) berenang. It's okay. Kolam cetek doangan mah gue bisa. Haha.

Dan gatau ada angin apa juga, perasaan tuh pengen bisa berenang ngeliat adik dan sepupu-sepupu yang notabene lebih muda dari aku pada bisa berenang. Well, masa gue ga bisa? Malu tingkat kabupaten dongs ah *bershower*. Akhirnya dengan segenap keberanian yang ada di hati gue, pelan-pelan gue jalan ke tengah kolam. Deg-degan kebawa ombak-ombak kecil kolam. Seriusan gemeteran taugaaaak. Sampe ada anak kecil ngeliatin gue yang saat itu sedang pasang muka orang yang lagi kerepotan ngatur keberanian. Dan yah, aku belajar berenang. Sendirian. Nyoba dari yang cetek terus yang agak dalem (sebenernya cuma sepinggang, haha). Dan setelah dua jam berlatih, akhirnya keajaiban bangetttt, aku bisa. Yeaaaaaaah! *give one more standing applause heyaaaaa!* hahahaa. :') terharu.


Perlu dicatat, gak akan aku lupain hal ini di rentetan riwayat hidup. Bahwa pada hari MINGGU, 23 OKTOBER 2011 akhirnya siswi kelas 3 SMA bernama Naura Agustina yang sepanjang hidupnya merasa tertindas batin melihat teman-temannya bisa berenang, akhirnya beerhasil menuruti jejak langkah teman-temannya. Naura akhirnya bisa juga sama yang namanya berenang :D

Oct 21, 2011

Biru Muda Biru Tua

Ada kehidupan di balik tirai biru tua dan biru muda.
Ada jiwa yang tak ku kenal, tapi hati ku.
Ada satu gejolak langka yang menggemparkan duka dan suka.
Antara duka dan suka, dan menetralkan semua.
Bukan duka, bukan suka. Semuanya biasa.

Tapi aku suka caranya bicara.
Tapi aku tak kenal dia. Tapi hati ku.

Gemintang bilang, dia terang dalam gelap.
Dia air sungai deras di kemarau panjang.
Dia.. dia.. dia.. Tapi aku tak kenal dia. Tapi hati ku.

Aku ragu karena aku tak kenal dia.
Makhluk atau malaikat.
Di balik tirai biru muda dan biru tua.

Oct 16, 2011

Kedua?

Sekali lagi berpikirlah, dan teruslah ingat-ingat. Jangan jadi sebodoh itu untuk sengaja terjatuh ke lubang yang sama. Apa tak cukup asam garam kamu rasakan?

Ini bukan tentang buah mangga, yang awalnya asam kemudian manis. Tapi ini jauh berbeda. Awal yang manis, dan kau bisa tebak sendiri bagaimana kisah yang di dalam prosa berbahasa Inggris ada setelah kata 'finally' ini.

Bukankah kabut sudah sirna? Bukankah matamu tak mengidap hipermetropi? Lalu kenapa pandanganmu masih terus-menerus buram?

Pahamilah alur cerita ini. Kadangkala mengambil risiko adalah tindakan yang patut diberi ibu jari. Tapi tidak jika taruhannya adalah hal tersakral yang ada pada hatimu.

Sekarang, tetaplah tenang.

Oct 12, 2011

Playlist

Songs which fills my playlist lately:

Sheila On 7 - Mudah Saja.

Dewi Lestari - Aku Ada.

Secondhand Serenade - Stay Close, Don't Go

Shania Twain - You're Still The One.

Adele - One and Only.

Hoobastank - The Reason.

One Direction - What Makes You Beautiful.

Bruno Mars - Just The Way You Are.

MLTR - Take Me to Your Heart.

J. R. Aquino - You and I (By Chance).

Westlife - Forever.

Then, I make it become a prose:

Sebenarnya Mudah Saja bagi mu untuk menganggap Aku Ada.

Please, Stay Close, Don't Go. For me You're Still The One. You're the One and Only. I have The Reason, What Makes You Beautiful, because, you are always act Just The Way You Are. So, just Take Me to Your Heart and hopefully, You and I will be together, Forever.


Oct 7, 2011

Telur dan Nasi

Wajah-wajah angkuh itu, terus mencari wajah-wajah angkuh lainnya.

Mereka coba tunjukkan seluruh jagad, bahwa merekalah dan hanya merekalah yang paling bahagia.

Setiap saat mengumumkan ke seluruh dunia, mereka punya takhta di kasta tertinggi.

Namun apa artinya jika ayam menetaskan ribuan telur-telur kosong?

Sebanyak apapun nasi, tak akan susah payah dicari, jika ia tak mengandung karbohidrat.

Ingat-ingatlah, setiap kalian beranjak satu langkah naik..

Dunia ini bulat, sesering apapun kau bisa terbang di atas angin.

Sesekali kau pasti akan terjatuh.

Tenggelam sangat dalam.

Berubahlah, dan beri kami pengumuman berbeda.


Oct 2, 2011

Did It "It"?

Tak sepantasnya jika aku lakukan ini. Aku tak paham kenapa aku harus bekerja sekeras ini. Menguntai kata demi kata. Mencari wajah demi wajah. Hanya untuk membuat sesuatu yang akhirnya menyiksaku.

Apa aku setega ini pada diriku sendiri? Mengharapkan satu hal yang sudah didiktekan padaku ti-dak-mung-kin. Kau bisa gambarkan aku seperti megharap air membeku pada suhu 100 derajat celcius.

Lalu bagaimana?

Mengapa satu bongkah perasaan yang mulia ini seringkali meyakitkan? Mengoyak habis satu kertas penuh majas-majas perasaan yang dengan sulit aku rangkai.

Lalu bagaimana lagi?

DID IT "IT"?

Sep 11, 2011

Setia

Bisa jadi seperti itu. Mungkin tak pantas? Atau.. ah pentingkah.

Yang dia tahu dari runtutan balada ini, hanya awal yang manis. Dan sekarang? Apa yang ada sekarang? Umpamakan dia buah durian, mungkin tinggal durinya. Kurasa kulit durian masih baik-baik saja saat 'ditinggal' di tempat sampah. Tapi dia manusia, bukan kulit durian.

Kisah pertemanan yang ku kira sadis. Bagaimana bisa mereka melupakannya? Hatinya pernah berkata padaku bahwa dia sayang mereka, sangat sayang. Sebagai orang terdekat yang dia kira akan jadi orang-orang terbaik dalam hidupnya. Orang-orang yang tertawa saat dia tertawa. Orang-orang yang tanpa diminta, akan bersedih saat dia berduka. Orang-orang yang akan menangis ketika dia masuk lahatnya.

Dan kenyataannya mereka memang tertawa saat ia tertawa. Tapi mereka tetap tertawa.. terus tertawa ketika hatinya sesak. Ketika pilu merundungnya.

Aku pernah mendengar suara lirih dari balik bilik peraduannya. "Lalu kapan aku mengenal sebuah kesetiaan?" "Tertawalah bersamaku, menangislah bersamaku.." "Aku hibur kau saat kamu sedih. Kau hibur aku saat aku rasakan yang sama." "Jangan tertawa saat aku menderita."

Hingga sekarang masih terus ku dengar..

Sep 6, 2011

Surat (Mungkin Permintaan, atau Suruhan)

"Tetaplah tersenyum" kata-kata lumrah. Tapi kali ini bukan hanya "kata-kata belaka". Kata yang datang entah dari mana. Dari hati kah? Kupikir fungsi hati itu menawarkan racun. Hah, sudahlah. Dalam kepastiannya, aku merasakan sebuah rasa yang benar-benar memaksa. Menuntut hal itu harus terjadi. Menuntut kau berubah. Menuntut kau untuk...

...tersenyum.

Aku tak suka melihat kau pasang persediaan muka masammu setiap hari. Sekali lah kau ganti dengan muka tulus, muka penuh "senyuman" yang Tuhan anugerahkan untukmu. Kenapa kau tak pernah mensyukurinya? Senyummu begitu manis. Kenapa kau tak pernah memakainya?

Hanya sebuah pengandaian, yang bahkan aku tahu tak mungkin terjadi - namun tetap aku lakukan. Bagaimana kalau kau jadi seseorang yang bernama aku. Ku rasa kamu baru mengerti. Apa artinya sebuah "senyuman" yang kau ukir di wajahmu -yang tak sempurna tanpa senyummu- bagiku. Cukup sudah. Aku tak lupa bilang ini tak akan terjadi, kan?

Tersenyumlah,

Who need your smile,

Aku-

Aug 17, 2011

Sebenarnya Aku

Bagaimana bisa, untuk mengulum satu senyum.

Dengan alibi yang tak masuk teori.

Lalu mengapa, kau terlalu percaya diri?

Bagaimana mungkin untuk ada di dalamnya.

Sementara setiap relung telah dipenuhi oleh derai kasih tulus.

Dari hati yang telah lulus.

Lalu mengapa, kau masih terlalu percaya diri?

Jangan urai sesalmu pada harapan.

Sejatinya ia tak datang jika kamu tak mengizinkannya terjadi.

Jangan lepas amarahmu pada senyuman.

Sejatinya ia tidaklah salah, jika kamu tak membuat sebuah spesialisasi.

Jadi biarlah deburnya terus berjalan sebagaimana ia harus berjalan.

Sisanya hanya bagaimana cara kamu mendayung.

Tenggelam dalam perih.

Atau berlabuh dengan rindu yang tak berusai?

Aug 12, 2011

My Own Seventeen was Finally Comes

Tujuh belas tahun.

Usia yang dianggap mayoritas orang adalah batas seseorang disebut dewasa. Hmm kurang setuju sih. Soalnya dewasa atau ngga itu gabisa ditentuin sama umur. Orang yang udah berkeluarga aja ada yang masih suka kekanak-kanakkan! Jadi aku sugestiin aja ke diri aku sendiri, umur 17 itu ya biasa aja. Sama kaya taun-taun sebelumnya. Menjadi tua dan jatah hidup ya otomatis berkurang. Tapi ya dasar anak muda *plakkk* teteuup aja masih suka men-spesialisasikan umur 17 a.k.a sweet seventeen! :)

Kemarin 11 Agustus, adalah hari bersejarah buat aku ceman-ceman!! Usiaku genap 17. Angka yang WAH buatku. Sekarang udah bisa bikin KTP, SIM, daaaaan buku nikah! Hahaha.

and here's the story . . .

Hati rasanya tak menentu menunggu datangnya Kamis ini. Apakah ayah akan datang memberi hadiah lewat mimpi indah? Adakah yang ingat hari itu? Apakah teman-temanku akan melakukan hal spesial? Apakah aku cukup "berharga" untuk mereka? Apakah, ada yang rela hati mengucapkan sekedar "HBD"? Aku tak pernah tahu.

Hari yang kutunggu akhirnya datang. Nenek membangunkan aku untuk sahur. Hal yang kuingat pertama adalah "this is my seventeenth!". Langsung kusambar ponselku. Ada 1 pesan diterima. Dari DIANI ABDIANILLAH, sahabatku sejak kelas VII SMP. Dulu, dia terpaksa harus pindah ke Cianjur saat kami naik kelas IX. Rasanya berat bukan kepalang saat dia mulai melangkah pergi. Haaaah :'(.

Back to the point, Didi, begitu ia sering kupanggil. Pemberi ucapan pertama (tepatnya jam 00.12.25 WIB) di hari "yang kuanggap" spesial ini. Doa serta harapan tersirat begitu pasti dalam setiap kata di pesan pendeknya. Thanks a lot my bestie. You still remember my borndate :').

Hal kedua yang aku ingin tahu adalah jejasos facebook. Sejauh ini baru sekitar belasan orang yang memberikan doa dan harapannya. Atau sekedar happy birthday bahkan HBD GBU. Aku memutuskan untuk menunggu sampai malam tiba untuk membuka facebook di PC membalas pesan-pesan yang (semoga) tulus dari mereka.

Waktu terasa begitu cepat. Tak ada kejutan yang berarti di sekolah. Teman-teman yang ada hanya mengucap "selamat ultah ya Oy" atau "traktirnya jangan lupa Oy" dan begitulah seterusnya. Sedikit sedih, tapi tak apa. Aku hibur diriku dengan "apalah arti sebuah ulang tahun yang sebenarnya mengurangi jatah umur?" Sedikit terhibur memang :)

11 Agustusku yang ke 17 ini berlangsung begitu datar. Tapi satu hal yang membuatku masih sanggup tersenyum. Allah masih memberiku izin menghirup oksigen, menatap langit yang biru merona, lautan yang masih menderu riang, aku masih punya waktu untuk menyerukan syukurku atas semua ini. Terimakasih Ya ALLAH, ya Tuhanku :')

Dan benar ternyata, sampai jam 11 tiba, tak ada kesan mendalam bagi Agustusku tahun ini. Tapi, terima kasih banyak bagi hati yang masih mau mengingat, bagi jari yang masih mau mengetik, dan lisan yang masih mau mengucap, selamat ulang tahun :) I do, I love you all :)

Aug 6, 2011

This A TRULY NEW Life

Sebenarnya menarik bagiku untuk jadi siswa kelas 10. Jadi yang paling muda, sering dibelain guru. Punya 2 kakak tingkat lagi. What a beautiful life :D Tapi, hidup ga boleh stuck di tempat dong. Moso ga naek-naek, naudzubillahi min dzalik!

Karena tuntutan waktu, dan ehm usia, akhirnya aku beranjak naik kelas. Setelah jadi si bungsu yang manja, kemudian jadi anak tengah, dan sekarang jadi anak SULUNG. Oh my :(

Dari yang dulunya punya 2 kakak, sekarang punya 2 adik. (Per kata adik dihitung kira-kira 7 x 36). Adiknya banyak banget Masya Allah. Sebagai yang ter ehm TUA, udah jadi tanggung jawab kita-kita nyontohin hal-hal yang baik buat adik kelas. Sulit~

Selain itu, masih banyak PR ku yang menunggu dikelas 12. UN atau SNMPTN itu udah umum ya. Tapi untuk angkatan aku dikasih satu PR lagi nih sama para guru. Apakaah gerangan? Pelangi-pelangi ciptaan Tuhan #eh bukan begitu... Gerangan itu adalah "adaptasi". Adaptasi adaptasi! Gak seperti tahun-tahun sebelumnya yang kelas 11 dan 12 nya tidak diacak lagi, angkatan kami berbeda. Kelas 12 pun, kelas kami diacak lagi. Aaaahaaw.. Gapapa.. ambil hikmahnya ajaaaa :D

Ehm segini dulu deh ya postingannya. Anyway, maaf lama banget gak mosting :D Hehehe

Jun 29, 2011

Hatinya Mana???

Hal ini begitu memilukan.

Berawal ketika aku mau menuju Ciawi dengan menumpangi bus salah satu PO terkemuka di daerahku. Jurusan Sukabumi-Depok. Siang yang panas serasa dingin *iyalah.. busnya AC*. Setengah perjalanan terasa cukup nyaman. Hingga bus melewati daerah Cicurug, aku mendapati bus AC ini sudah penuh karena semua kursi sudah terisi. Bus kembali meneruskan perjalanan menuju Depok. Tak lama, bus tiba-tiba berhenti. Daerah Lido. Ada seorang bapak tua naik. Sudah tak ada tempat duduk, terpaksa ia harus berdiri.  Postur tubuh bapak itu menggambarkan bahwa dia terlihat cukup kuat untuk berdiri, karena hanya rambutnya saja yang mulai memutih, tapi jiwanya tetap muda dan kuat. Aku mengurungkan niat untuk memangku adikku yang kebetulan duduk tepat di bangku sebelah, karena tadinya mau mempersilakan si bapak ini duduk di bangkuku. Entah kenapa, padahal aku sangat iba melihatnya.

Bus melaju. Tepatnya di daerah Cimande, bus biru ini kembali berhenti. Aku yang duduk tepat disamping pintu belakang melihat ada penumpang yang mau naik. Kaget bukan main rasanya, ternyata penumpang itu berjalan menggunakan tongkat. Kelihatan seperti korban kecelakaan karena kakinya di gips. Seorang lelaki yang lebih tua dari lelaki sebelumnya, bersama sang istri yang juga tua yang akhirnya naik ke dalam bus. Bapak dan ibu yang malang, bus sudah sangat penuh sekarang sehingga mereka tak bisa duduk.

Aku berniat memangku adikku. Berselang beberapa detik, ku lihat ibuku memanggil-manggil kami (aku dan adikku, red). Ibu menyuruh adikku untuk segera dipangku. Aku tak bisa lagi mengurungkan niatku untuk orang yang sedang sakit separah ini dan segera memangku adikku yang masih duduk terbengong-bengong. Aku persilakan bapak itu untuk duduk. Sementara istrinya?

Aku lihat keseluruh penjuru bus, banyak lelaki muda yang duduk bersantai saja melihat ibu tua itu menahan guncangan bus dengan hanya berpegangan pada kursi penumpang dengan tangan rapuhnya. Apa sebenarnya yang orang-orang ini pikirkan?

Pilu rasanya hatiku.. Aku tak bisa berbuat apa-apa lagi. Hanya bisa berdoa agar bus bisa cepat sampai di Ciawi dan aku segera turun sehingga ibu tua itu bisa duduk di samping suaminya yang terlihat begitu ia sayangi.

Jun 22, 2011

Tentang "Ilmu Tukang Parkir"


Siang tadi, kira-kira pukul 13.00 WIB. Sebuah teriakan histeris ibu mengejutkanku yang sedang asyik terbang ke Kanada bersama cerita Alif (novel Ranah 3 Warna, A Fuadi. red). Segera kututup halaman yang sedang kubaca dan kuselipkan maple di antara recto dan verso halaman tersebut. Kusambar jilbab yang sedang tertidur di atas bantal dan secepatnya berlari ke beranda rumah.

Saat kakiku memijak teras rumah dan menengadah, asap hitam sudah memenuhi birunya langit Taman Lestari (nama perumahanku. red). Aku hanya bisa mematung melihat kepulan asap ganas yang semakin menutup panorama langit, sementara ibuku terus berteriak-teriak membangunkan tetangga. Selama kurang lebih 5 menit aku terdiam, membisu tanpa sepatah kata.

Terjadi lagi... batinku.

Hal serupa pernah juga aku saksikan saat aku sedang belajar bersama di kost-an salah satu temanku. Saat itu, ia (temanku yang nge-kost. red) mendapatkan pesan singkat yang menyuruhnya segera melihat ke langit. Sontak kami berempat yang sedang belajar keluar rumah dan segera melihat ke langit. Ada kepulan asap, dengan warna merah menyala di bawahnya. Ya, itu tragedi kebakaran di salah satu pabrik di daerah itu.

Namun sekarang? Ya Allah, hal ini terjadi di sini. Sangat dekat dengan dimana rumahku berada. Kalau saja api merembet, sudah pasti esok hari aku tak akan bisa pulang ke rumah.

Dalam lamunan, aku masih menyadari, banyak orang lari hilir mudik menuju lokasi dari mana asap berasal. Setelah aku tersadar dari lamunanku, aku segera masuk ke rumah, mengambil jaket dan segera lari ke lokasi.

Terimakasih ya Allah, ternyata bukan rumah yang terbakar melainkan mobil. Dan tak ada korban jiwa. Api pun sudah dapat dijinakkan walau hanya dengan bahu-membahu warga yang bulak-balik mengangkut ember.

Aku tak tahan dengan baunya asap yang menyiksa pernapasan. Lebih baik kembali ke rumah.

Kurang lebih setengah jam kemudian, sudah tidak tampak lagi kepulan asap hitam di langit. Aku duduk terdiam di beranda lagi. Kali ini aku mengobrol dengan ibu, sambil mengambil hikmah tentang apa yang baru saja terjadi.

Segalanya yang ada di dunia ini hanya titipan Allah. Dan dengan kehendak Allah, segalanya akan kembali padaNya.

Aku jadi teringat dengan buku karangan KH Abdullah Gymnastiar atau yang akrab disapa Aa Gym tentang Ilmu Tukang Parkir.

Aku tak ingat bagaimana isi persisnya. Singkatnya, dalam tulisan tersebut Aa Gym berpesan agar kita hidup dengan ilmu tukang parkir. Banyak mobil yang keluar masuk wilayahnya. Ia menjaga dengan baik mobil-mobil yang parkir disana, karena ia tahu bahwa mobil-mobil tersebut telah diamanatkan padanya. Namun ketika mobil itu diambil kembali oleh yang punya, dia tidak marah. Karena ia tahu mobil itu bukan miliknya.

Begitulah kira-kira pelajaran yang bisa kita ambil. Segala apa yang ada pada kita saat ini bagaikan mobil-mobil yang parkir tersebut. Semuanya bukan milik kita, melainkan milik Allah. Dan janganlah kita bersedih ketika semua kembali kepada Allah. Karena memang Dialah Pemilik segalanya.

Jun 19, 2011

Thanks God, I Have a Comfort Mattress!

Tadi malam aku nginep di sekolah dalam rangka membantu proses pelantikan (yang melantik : Pembina) adik kelas yang ingin menjadi BANTARA. "What's the meaning of Bantara?" Sederhananya, Bantara adalah tingkatan Syarat-syarat Kecakapan Umum pertama dalam satuan Pramuka Penegak sebelum Penegak Laksana. Golongan Pramuka Penegak yang belum menyelesaikan Syarat-syarat Kecakapan Umum (SKU) Penegak Bantara belum dianggap sebagai Pramuka Penegak dan disebut sebagai "Tamu Ambalan", atau "Tamu Penegak". Nah tadi malam itu, kita mau ngelantik para "Tamu Ambalan" menjadi "Penegak Bantara". Pastinya dong aku sebagai seniornya harus dateng *sombooong*.


Gini guys, kalian tau sendiri kan, bagaimana kondisi yang 'harus' kita alami selama pelantikan? First, pastinya susah tidur. Gimana bisa tidur, ini pelantikan gitchyu *stand applause*. Then, sekalipun dapet waktu untuk tidur, maaf aja.. gak ada kasur empuk atau spring bed berkualitas kaya dirumah freund semua. Maksimal, karpet cukup kali yaa.

Freund, semalem itu, aku ngerasain hal persis kaya diatas.

Waktu aku mencuri-curi waktu untuk tidur di beranda sekolah, aku sempet ngeluh "Aaah gak empuk!" kataku. Tiba-tiba seorang temanku nyeplos "Kalo gelandangan, gak pernah ngeluh empuk atau nggak kali ya. Dapet tempat buat tidur aja udah syukur." Glek!! Ya Allah, betapa aku sama-sekali tidak bersyukur??

Ya Allah, betapa banyak nikmat yang Engkau beri. Seperti diucapkan pada ungkapan “Jika engkau ingin menghitung nikmat yang telah Allah berikan padamu, meskipun kau menggunakan air laut sebagai tintanya, niscaya tidak akan cukup untuk menuliskannya”

Dan coba kamu hitung berapa liter air yang ada di seluruh jagad ini? Menghitungnya saja sudah kewalahan kan?


Guys, jadi betapa banyaknya nikmat yang Allah Beri kepada kita. Apa kita *termasuk saya* sudah bersyukur? Atau bahkan, apa kita 'masih ingat' untuk bersyukur?

Jun 18, 2011

Kelas Tiga?? Am I Ready?


SMA yang disebut-sebut masa paling indah.

Kenyataannya bener juga sih. Hey see! Ada kata 'juga sih'. Berarti masih ada keraguan disana, haha. Kenapa?


Gini freund, dunia SMA memang indah. Dari mulai kebanggaan memakai rok berwarna abu-abu, hingga perasaan senang luar-biasa ketika sudah mulai dianggap 'dewasa'. Sebagian orang juga bilang masa-masa inilah kita mulai paham tentang si abstrak yang sering datang tanpa permisi. Tau kan apa maksudnya? Itu tuh si virus merah jambu. O.. ow.. *senyum guling-guling*

Omong-omong cinta, menurutku, itu emang virus teraneh yang pernah ditemukan yah *so iyeh*. Sesuatu yang terbuat dari keramik. Permukaan dan alasnya bulat. Tingginya kurang lebih 7 cm. Biasanya suka dipake sama mang bakso untuk wadah baksonya. Apakah itu? Kawan semua pasti tau kan bahwa nama 'sesuatu' itu adalah mangkok! Nah sekarang coba deskripsiin cinta. Buat aku sih, susahnyaaaa... Aku nih, setiap kali ada talkshow, seminar, dan semacamnya yang mengangkat topik cinta, kalo si MC nanya "Apa itu cinta?" Entah kenapa aku langsung melongo. Bingung banget jawabnya musti gimana *lebay gak sih?* haha..

Loh kok ini isi postingannya gak sesuai sama judul? Hahaha. Come on back to the point, guys!


Freund, sekarang aku udah di akhir kelas 2 SMA nih *terus?*. Yaa bentar lagi aku naik kelas 3. Bayangkan freund, di kelas 3 nanti akan ada banyak hal yang menghantui aku. Mulai dari Ujian Sekolah, Ujian Nasional, hingga SNMPTN!!

Ah belum-belum saja aku udah kepikiran terus. "Nanti gimana yah?" "Nanti harus apa yah?" Aaaaaah.. *mudahin Ya Allah*

Bukan cuma itu, freund. Kelas 3 nanti aku bakal jadi anak sulung di sekolah. Tanggung jawabnya itu looh. Mau gamau aku harus nyontohin hal terbaik buat adik-adik kelas. Salah sedikiiit saja, bisa fatal akibatnya buat mereka *buat aku juga*. Huaaa..

Intinya, bakal berat banget beban amanat tersirat yang aku emban.

Doain aku biar tetap semangat ya freund! Hope we'll get success! :) Aamiin!

Jun 17, 2011

Steps of Life


Tadi, tiba-tiba terlintas dalam pikiranku..

Kata-kata

Living, searching, sharing, loving, uniting, caring, separating, uniting ever after ..

Living : Saat aku baru dilahirkan di dunia ini..

Searching : Proses yang sedang aku jalani saat ini. Masa-masa dimana aku mencari tahu berbagai hal. Jati diri, masa depan, dan .. cinta :)

Sharing : Saat-saat kita telah menemukan seseorang, kemudian kita saling berbagi dalam banyak hal. Apa yang kau suka? Apa yang aku suka?

Loving : Masa-masa ada cinta tersembunyi. Cinta yang dijalani secara sederhana. Namun pasti..

Uniting : Saat kita dipersatukan..

Caring : Dalam kesatuan itu, kita saling menjaga.

Separating : Saat waktu harus memisahkan, dan membawa aku ataupun kamu ke kehidupan yang lain.

Uniting ever after : Bersatu lagi untuk selamanya..

*maaf ya posting yang ini agak aneh haha

Jun 16, 2011

Air, Angin, Langit, dan Suara

Goda deru ombak..

Belaian halus angin pantai..

Air yang saling berlomba mendapatkan hati pesisir..


Garis cakrawala tercipta lurus.
Langit dan laut menyatu.
Disana tempat triliunan nafas dan nyawa.

Aku selalu merindu, pada derunya, pada kicau camarnya, pada suara angin, dan padanya..

















Jun 15, 2011

"Crazy Little Thing Called Love" Film


Baru-baru ini, aku abis nonton salah satu film Thailand. Sebenernya aku gak terlalu hobi nonton film, sekedar refreshing aja lah.

Awalnya aku pikir ceritanya bakal berjalan lucu, abisnya emang dari awal udah lucu banget sih, hehe.

Dalam film dengan judul Crazy Little Thing Called Love ini, seorang tokoh bernama Nam yang notabene siswa kelas 1 (kayaknya, hehe) menyukai salah seorang senior yang bernama Shone. Seperti dongeng Beauty and the Beast, namun disini sang wanita yang punya wajah buruk rupa sedangkan cowoknya ganteng minta ampun hehe. Nam yang diperankan oleh Pimchanok Luevisetpaibool ini berusaha sebisa mungkin untuk merubah penampilannya agar Shone (diperankan oleh Mario Maurer) jatuh hati.

Cerita ini berjalan cukup lucu pada awal cerita, namun ternyata ketika nyaris sampai di akhir, cerita berubah menjadi mengharu biru. Apalagi setelah Nam berubah jadi cantiiiik banget.

Sampai-sampai aku dibuat nangis sama jalan ceritanya. Bener-bener emosional deh. Kamu wajib nonton pokoknya ya :)




Jun 14, 2011

Senda Gurau



Banyak orang cemburu pada hidupmu.
Sesuatu hal yang sulit di dapat oleh mereka dan aku, pasti berceceran di rumahmu.
Saat kamu merasa ramai dengan kebanggaan-kebanggaan dari pencinta.
Aku harus terima, tak ada satupun yang menolehku.


Bagai satu pohon di belantara..
Bagai satu daun di pepohonan..
Bagai satu stomata di dedaunan..

Yang tak berarti, meskipun aku hilang.

Tapi kamu bagai raja di atas papan catur..
Kamu bagai jemari di ujung telapak..

Dan kamu tahu, apa itu artinya...


Jun 13, 2011

The Last Tears

Hari ini matahari terbit lebih cerah. Ah, mungkin ini efek dari kejadian 3 hari yang lalu itu. Ya, hari dimana awan kusam itu memutih, langit mendung itu pun hilang. Berlebihan memang, tapi bagiku inilah lembaran baru yang siap untuk ku isi.

Tiga hari yang lalu, tepatnya hari Minggu. Aku yang tak kuat menahan rindu ini segera bergegas mengambil ransel besar yang tak terlalu penuh isinya. Dengan bersepatu kets kuning yang sudah lusuh, aku berjalan menyusuri jalan setapak. Hari ini aku berniat pergi hiking. Aku ingin melenyapkan perasaan sakit yang telah menelanku hidup-hidup sejak sebulan yang lalu. Mungkin hobby ku ini bisa cukup membantu. Sekaligus menghapus rinduku pada hobby ini yang sudah sebulan juga aku tinggalkan. “Semoga hari ini indah..” harapku.

Kurang lebih sudah 1 jam aku berjalan kaki meninggalkan rumah, sebelum akhirnya sampai di tempat berkumpulnya teman-teman satu ekskul yang juga akan berangkat hiking. Sebenarnya hari ini diadakan hiking bersama yang diadakan oleh pengurus OSIS disekolahku, semua ekskul diwajibkan mengirim perwakilannya. Aku terpilih dari ekskulku, beruntung memang.

Perjalanan dimulai. Aku yang memang seorang penyendiri memilih berjalan terpisah dari teman-temanku. Karena bagiku, ketika aku sendiri, disanalah aku mengenal siapa sejatinya diriku. Walau terdengar sedikit ekstrim, tapi aku sangat mencintai saat-saat aku sendirian itu. Langkah demi langkah aku tapaki tanpa sepatah kata pun yang sempat terlontar, dan inilah yang kusebut hidup selama ini.

Andai dia masih disini, mungkin langkah ini tak akan sepi. Andai dia masih disini, ketika aku menunduk aku akan melihat sepasang kaki melangkah senada dengan sepasang kakiku. Andai dia masih disini, mungkin mulut ini tak akan kering termakan kebisuan. Andai dia masih disini…

“Hai Assalamualaikum” tiba-tiba suara asing membuyarkan lamunanku.

“Eh.. hai” akhirnya kebisuanku terpecah.

“Kamu belum jawab salam saya, ya?”

“Ah iya. Waalaikumsalam.” Jawabku tanpa perasaan bersalah. Sebentar lagi pasti dia akan segera berbasa-basi, kenapa jalan sendirian-lah, apa-lah, alah.. mengganggu saja.

Dugaanku sedikit meleset. Aku menunduk, kulihat ada sepasang kaki yang melangkah seirama langkah kakiku. Pelan-pelan ku angkat daguku melihat siapa sebenarnya orang ini.

Saat pandanganku tepat lurus di pandangan matanya, entah mengapa selimut kelabu yang selama ini menyekap hatiku seakan terlepas. Seakan keluar bau harum dari hati yang kukira nyaris mati. Dan yang nyata adalah irama detak jantung yang semakin cepat. Apa yang tiba-tiba membahana di jantung ini?

Bumi Ini Benar-benar Bulat



Dingin masih menusuk ke setiap tulang belulangku. Sayup sayup terdengar adzan berkumandang dengan merdunya. Kuharap ini adzan isya'. "assolatukhoirum minan nauum" oh ternyata adzan shubuh. (bukan berarti belum sholat isya', tapi kalau ini adzan isya' setidaknya liburku masih panjang, haha).


Aku pun bangun dengan malasnya. Aku teringat sesuatu, yeah, hari ini libur, malasnya sekelebat hilang. Aku langsung berwudhu menunaikan sholat shubuh dengan (mudah2an) khusyuk. Apa yang aku lakukan kemudian? Main game. Great! Wkwk.

Tak terasa jam menunjukkan pukul emhh.. Udah jam 8 pagi?? Etdah =,=".

Langsung saja aku menyambar handuk dan..makan! Iya makan dulu yah, baru mandi. Selesai makan aku langsung..makan lagi! Haha bercanda lah. Aku langsung mandi pastinya.

Emh sekeluarnya aku dari pintu kamar mandi, aku berubah menjadi sosok yang lebih wangi. "Waaah ini ruang ajaib" pikirku, eh engga, pikirmu aja deh aku kan gak dodol. Heu. Haseum.

Yeah yeah yeah. Ini hari Isnin cek gu. Saatnya main.. Huahaha. Kebetulan hari ini ZZ ngadain reuni gitu. (aneh ya, istilah reuni kan biasanya buat para bapak bapak dan ibu ibu yang sudah tak muda lagi. Tapi namanya juga jaman sekarang. Jadi gak aneh lagi). Cikaciik.

Tanpa pikir panjang, aku langsung mengambil kaos panjang, celana panjang, kerudung putih langsungan dan.. selesai. Simple aja.

Waktunya duduk di depan rumah. Ngapain? Nunggu angkot? Nunggu ojeg? Nunggu mercy? Semua salah. Saya nunggu temen..Satu satu mereka dateng. Katanya harus ontime. Tapi siput banget sih, lelet semua (aku juga). Hehepis..Akhirnya setelah satu jam setengah, eh satu setengah jam (eh yang mana yang bener sih. Ah pokoknya gitu we) mereka sudah terkumpul semua. Saatnya caw!

Setelah perjalanan panjang sekitar 1/2 kilometer (? Biarin ah, kan kata semut mah itu teh perjalanan panjang, komo mun saur amoeba mah, haha). Sampailah kita di sebuah kebun yang ternyata sudah berpenghuni. Penghuninya adalah kurang lebih 8 jenis homo sapiens yang entah darimana datangnya. Hehepis. Setelah berBSBS sebentar, kita semua tiba tiba teringat sesuatu yang begitu mengejutkan. MAKANAN! Ya! Kita belum pesan makanan. Hahaha. Kita sepakat beli nasi padang, es kelapa, dan tak lupa sebagai cuci mulutnya tiada bukan tiada lain yaitu 'rujaaak'. Hurray..

Empat motor berkecepatan setara bajaj segera meluncur ke tengah kota untuk memesan segala jenis parab untuk ternak2 yang sudah menunggu.

Sambil menunggu datangnya motor2 pembawa kebahagiaan. Ternak2 yang hidup di era globalisasi ini memilih untuk berfoto. Dengan gaya narsis bak ratu sejagad mereka menampilkan pose yang aduhai. Aduhaiang utah!

Satu jam berlalu, dan tibalah kadaharan kadaharan yang menambah nafsu para ternak yang sedari tadi sudah terkapar karena lapar. Sekejap..makanan habis. Tak lama kemudian mereka langsung menyambar petis dengan aroma honje bak pemakaman membuat aku tak bisa berbuat banyak (lebih tepatnya makan banyak). Tak lama, sekantong keresek petis musnahlah sudah. Dan anda tau apa yang kemudian mereka perbuat?

Menyerang es kelapa. Memang sulit mengatasi ternak berperut elastis yang benar benar telah kelaparan.

Matahari semakin meninggi tapi makanan telah tiada. Lalu apa yang harus kita lakukan?

Bermain truth or dare. Permainan jujur atau tantangan. Tapi kenyataan berkata lain, mereka melupakan kata 'tantangan' dan semua peserta pun hanya diberi satu pilihan; 'jujur'.

Aku kebagian, ditanya orang yang aku sukaazzzttjgmgtmgkgwjpwj. Uh untungnya mereka gak maksa. Dan berlanjut mencari 'korban' lain. Woah.

Permainan selesai. Saatnya pulang. 7 homo sapiens lelaki pulang lebih dahulu. Disusul beberapa homo sapiens wanita. Tapi kami 'the super power women' pulang belakangan. Anda tahu apa yang terjadi?

Saya tahu anda bertanya-tanya apa yang dilakukan oleh "the super power women" pada saat pulang.

Matahari sudah bergelincir ke barat. Time to back home, guys!

Daerah ini masih daerah sekitar rumahku juga sebenarnya. Tapi aku buta arah disini. Zzzt..

Baiklah, kita pulang. Tak lama salah satu 'anggota' nyeletuk "Nau, kita lewat jalan yang beda dari jalan berangkatnya nyok!". Aku membatu sesaat. Oh God..aku tak tahu arah. Kalau aku bilang 'enggak mau' malu dong masa gak tau daerah sendiri. Tapi kalau aku bilang 'mau' aku tak tahu akan membawa mereka kemana. Dengan segenap jiwa hero yang Tuhan anugerahkan padaku, dan kekuatan yang entah darimana datangnya kepalaku mengangguk. "Horraaaaay"

Sial!

Karena tak tahu jalan, akhirnya tanpa sebuah ketukan palu kita memutuskan untuk menerapkan pepatah 'malu bertanya sesat dijalan'. Dari awal perjalanan kita sudah bertanya harus kemana. 'ke kiri neng' 'ke kanan neng' namanya di desa, ada juga yang gak tau apa itu kiri apa itu kanan.

"mang, numpang tanya, dari sini kemana yah kalau mau ke BTN?" tanyaku.

"kaditu neng" jawabnya sambil menunjuk arah kiri.

"ke kiri?"
tanyaku meyakinkan.

"sanes ke kiri neng. Kaditu!"
sanggahnya.

"ya ke kiri kan?"

"sanes! Tapi kaditu!" jawabnya sambil tetap menunjuk arah kiri.

Yeah, ini dia yang bego apa aku yang pintar? Hahaha.

"oh yaudah. Terimakasih mang"

Kami melanjutkan perjalanan. Dengan masih menerapkan malu bertanya sesat dijalan walaupun sebenarnya malu banget tanya tanya setiap orang yang melintas. Fiuh =,=". Mereka sih, nekat. (Kalaupun sebenernya aku yang nekat).

Penderitaan ini bertambah saat mereka terus menyalahkan aku. Hell.

Setelah sekian lama kita berjalan. Kurang lebih 1/2 jam, sampailah kita disebuah rumah yang terlihat sepi. Didepan rumah tersebut bertengger sebuah motor matic berwarna merah. Tiba2 ada tukang cilok keliling lewat dan nyeletuk "ini rumah si %/@_<]&{§" dia menyebut nama salah seorang kakak kelas kami. Spontan kami langsung menghabisi salah seorang teman kami yang entah gosipnya atau faktanya mereka saling suka. Pipi teman kami itu langsung merah bak tomat busuk berbelatung berbau suram. Hehepis. Perjalanan (tepatnya petualangan) menyusuri desa belantara diteruskan. Dengan nafas yang tersengal sengal kita terus berjalan. Mendaki gunung, lewati lembah, turun ke sawah, memandikan padi, menanam kerbau (?). Huaa.. What a tiring journey :(. Setelah kurang lebih satu jam perjalanan. Sampailah kita di tempat yang terasa begitu familiar. Tiba tiba Anggi berkata "Bukannya ini tempat yang tadi kita mulai perjalanan?" Ternyata kita sampai di tempat awal kita berangkat. Whaa kita dipermainkan oleh warga. Namun tak apa. Dengan ini kita membuktikan bahwa teori Marcopolo itu benar adanya.

A Mother's Love

Panas nampaknya belum juga mau sedikit turun. Awan yang biasanya bergantian menghalangi pancaran terik matahari, kini seakan tak berani menentang surya. Peluh sudah membasahi sekujur tubuh Afif. Dengan gontai Afif meninggalkan sekolah. "Hari ini aku pasti mengecewakan ibu lagi" batinnya.

Setiap kali kertas yang dipegangnya tertiup angin, dan tampak dua digit angka yang bertinta merah itu, hati Afif runtuh. Sekuat mungkin Afif membendung airmata yang sepertinya sudah kepenuhan dan siap membanjiri pipi kecoklatannya.

Dari kejauhan sudah tampak wanita berjilbab panjang tengah berdiri di ambang pintu. Muka berkeriputnya tampak sumringah melihat Afif telah pulang. Sesaat setelah menginjakkan kaki di teras rumah tuanya, Afif mengucap salam, suaranya terdengar parau.

"Ada apa anakku? Kamu tampak tak bersemangat? Mengapa? Ceritakan pada Ibu.."

    Ibu, bagaimana aku bisa bersemangat? Aku anak lelaki yang tak bisa Ibu andalkan. Ulangan matematika seperti ini pun, nilaiku sangat jelek. Bagaimana aku bisa jadi anak yang membanggakan Ibu? Bagaimana aku bisa mengukir senyuman di wajah Ibu kelak?


"Ibu, ini.. hasil ulangan matematika kemarin. Aku dapat nilai merah lagi.. Maaf Bu"

"Afif, mungkin gurumu sedang kehabisan tinta biru. Jadi harus menilainya dengan tinta merah.."


***


Jun 11, 2011

First Wish



Sebenarnya, aku udah pernah bikin blog sebelumnya. Tapi biasalah penyakit manusia. Lupa password!

Sekarang, aku udah niatin nih, mau serius dalam bidang tulis menulis. Semoga aku bisa konsisten ya..

By the way, aku juga punya sekian alasan kenapa aku tertarik menulis.


Salah satunya, dan utamanya adalah; aku ngerasa gak berbakat dalam bidang apapun. Tapi aku gamau dong gitu aja lewatin kehidupan aku tanpa sesuatu yang spesial. Aku yakin, Allah menciptakan manusia dengan kelebihannya masing-masing. Terlebih I was born not to be a foolish kan. Aku sangat percaya :)

Semoga menulis inilah bakat yang selama ini belum aku temukan. Aamiin :)