Jun 22, 2011

Tentang "Ilmu Tukang Parkir"


Siang tadi, kira-kira pukul 13.00 WIB. Sebuah teriakan histeris ibu mengejutkanku yang sedang asyik terbang ke Kanada bersama cerita Alif (novel Ranah 3 Warna, A Fuadi. red). Segera kututup halaman yang sedang kubaca dan kuselipkan maple di antara recto dan verso halaman tersebut. Kusambar jilbab yang sedang tertidur di atas bantal dan secepatnya berlari ke beranda rumah.

Saat kakiku memijak teras rumah dan menengadah, asap hitam sudah memenuhi birunya langit Taman Lestari (nama perumahanku. red). Aku hanya bisa mematung melihat kepulan asap ganas yang semakin menutup panorama langit, sementara ibuku terus berteriak-teriak membangunkan tetangga. Selama kurang lebih 5 menit aku terdiam, membisu tanpa sepatah kata.

Terjadi lagi... batinku.

Hal serupa pernah juga aku saksikan saat aku sedang belajar bersama di kost-an salah satu temanku. Saat itu, ia (temanku yang nge-kost. red) mendapatkan pesan singkat yang menyuruhnya segera melihat ke langit. Sontak kami berempat yang sedang belajar keluar rumah dan segera melihat ke langit. Ada kepulan asap, dengan warna merah menyala di bawahnya. Ya, itu tragedi kebakaran di salah satu pabrik di daerah itu.

Namun sekarang? Ya Allah, hal ini terjadi di sini. Sangat dekat dengan dimana rumahku berada. Kalau saja api merembet, sudah pasti esok hari aku tak akan bisa pulang ke rumah.

Dalam lamunan, aku masih menyadari, banyak orang lari hilir mudik menuju lokasi dari mana asap berasal. Setelah aku tersadar dari lamunanku, aku segera masuk ke rumah, mengambil jaket dan segera lari ke lokasi.

Terimakasih ya Allah, ternyata bukan rumah yang terbakar melainkan mobil. Dan tak ada korban jiwa. Api pun sudah dapat dijinakkan walau hanya dengan bahu-membahu warga yang bulak-balik mengangkut ember.

Aku tak tahan dengan baunya asap yang menyiksa pernapasan. Lebih baik kembali ke rumah.

Kurang lebih setengah jam kemudian, sudah tidak tampak lagi kepulan asap hitam di langit. Aku duduk terdiam di beranda lagi. Kali ini aku mengobrol dengan ibu, sambil mengambil hikmah tentang apa yang baru saja terjadi.

Segalanya yang ada di dunia ini hanya titipan Allah. Dan dengan kehendak Allah, segalanya akan kembali padaNya.

Aku jadi teringat dengan buku karangan KH Abdullah Gymnastiar atau yang akrab disapa Aa Gym tentang Ilmu Tukang Parkir.

Aku tak ingat bagaimana isi persisnya. Singkatnya, dalam tulisan tersebut Aa Gym berpesan agar kita hidup dengan ilmu tukang parkir. Banyak mobil yang keluar masuk wilayahnya. Ia menjaga dengan baik mobil-mobil yang parkir disana, karena ia tahu bahwa mobil-mobil tersebut telah diamanatkan padanya. Namun ketika mobil itu diambil kembali oleh yang punya, dia tidak marah. Karena ia tahu mobil itu bukan miliknya.

Begitulah kira-kira pelajaran yang bisa kita ambil. Segala apa yang ada pada kita saat ini bagaikan mobil-mobil yang parkir tersebut. Semuanya bukan milik kita, melainkan milik Allah. Dan janganlah kita bersedih ketika semua kembali kepada Allah. Karena memang Dialah Pemilik segalanya.

0 komentar:

Post a Comment