Jun 29, 2011

Hatinya Mana???

Hal ini begitu memilukan.

Berawal ketika aku mau menuju Ciawi dengan menumpangi bus salah satu PO terkemuka di daerahku. Jurusan Sukabumi-Depok. Siang yang panas serasa dingin *iyalah.. busnya AC*. Setengah perjalanan terasa cukup nyaman. Hingga bus melewati daerah Cicurug, aku mendapati bus AC ini sudah penuh karena semua kursi sudah terisi. Bus kembali meneruskan perjalanan menuju Depok. Tak lama, bus tiba-tiba berhenti. Daerah Lido. Ada seorang bapak tua naik. Sudah tak ada tempat duduk, terpaksa ia harus berdiri.  Postur tubuh bapak itu menggambarkan bahwa dia terlihat cukup kuat untuk berdiri, karena hanya rambutnya saja yang mulai memutih, tapi jiwanya tetap muda dan kuat. Aku mengurungkan niat untuk memangku adikku yang kebetulan duduk tepat di bangku sebelah, karena tadinya mau mempersilakan si bapak ini duduk di bangkuku. Entah kenapa, padahal aku sangat iba melihatnya.

Bus melaju. Tepatnya di daerah Cimande, bus biru ini kembali berhenti. Aku yang duduk tepat disamping pintu belakang melihat ada penumpang yang mau naik. Kaget bukan main rasanya, ternyata penumpang itu berjalan menggunakan tongkat. Kelihatan seperti korban kecelakaan karena kakinya di gips. Seorang lelaki yang lebih tua dari lelaki sebelumnya, bersama sang istri yang juga tua yang akhirnya naik ke dalam bus. Bapak dan ibu yang malang, bus sudah sangat penuh sekarang sehingga mereka tak bisa duduk.

Aku berniat memangku adikku. Berselang beberapa detik, ku lihat ibuku memanggil-manggil kami (aku dan adikku, red). Ibu menyuruh adikku untuk segera dipangku. Aku tak bisa lagi mengurungkan niatku untuk orang yang sedang sakit separah ini dan segera memangku adikku yang masih duduk terbengong-bengong. Aku persilakan bapak itu untuk duduk. Sementara istrinya?

Aku lihat keseluruh penjuru bus, banyak lelaki muda yang duduk bersantai saja melihat ibu tua itu menahan guncangan bus dengan hanya berpegangan pada kursi penumpang dengan tangan rapuhnya. Apa sebenarnya yang orang-orang ini pikirkan?

Pilu rasanya hatiku.. Aku tak bisa berbuat apa-apa lagi. Hanya bisa berdoa agar bus bisa cepat sampai di Ciawi dan aku segera turun sehingga ibu tua itu bisa duduk di samping suaminya yang terlihat begitu ia sayangi.

0 komentar:

Post a Comment