Jun 29, 2011

Hatinya Mana???

Hal ini begitu memilukan.

Berawal ketika aku mau menuju Ciawi dengan menumpangi bus salah satu PO terkemuka di daerahku. Jurusan Sukabumi-Depok. Siang yang panas serasa dingin *iyalah.. busnya AC*. Setengah perjalanan terasa cukup nyaman. Hingga bus melewati daerah Cicurug, aku mendapati bus AC ini sudah penuh karena semua kursi sudah terisi. Bus kembali meneruskan perjalanan menuju Depok. Tak lama, bus tiba-tiba berhenti. Daerah Lido. Ada seorang bapak tua naik. Sudah tak ada tempat duduk, terpaksa ia harus berdiri.  Postur tubuh bapak itu menggambarkan bahwa dia terlihat cukup kuat untuk berdiri, karena hanya rambutnya saja yang mulai memutih, tapi jiwanya tetap muda dan kuat. Aku mengurungkan niat untuk memangku adikku yang kebetulan duduk tepat di bangku sebelah, karena tadinya mau mempersilakan si bapak ini duduk di bangkuku. Entah kenapa, padahal aku sangat iba melihatnya.

Bus melaju. Tepatnya di daerah Cimande, bus biru ini kembali berhenti. Aku yang duduk tepat disamping pintu belakang melihat ada penumpang yang mau naik. Kaget bukan main rasanya, ternyata penumpang itu berjalan menggunakan tongkat. Kelihatan seperti korban kecelakaan karena kakinya di gips. Seorang lelaki yang lebih tua dari lelaki sebelumnya, bersama sang istri yang juga tua yang akhirnya naik ke dalam bus. Bapak dan ibu yang malang, bus sudah sangat penuh sekarang sehingga mereka tak bisa duduk.

Aku berniat memangku adikku. Berselang beberapa detik, ku lihat ibuku memanggil-manggil kami (aku dan adikku, red). Ibu menyuruh adikku untuk segera dipangku. Aku tak bisa lagi mengurungkan niatku untuk orang yang sedang sakit separah ini dan segera memangku adikku yang masih duduk terbengong-bengong. Aku persilakan bapak itu untuk duduk. Sementara istrinya?

Aku lihat keseluruh penjuru bus, banyak lelaki muda yang duduk bersantai saja melihat ibu tua itu menahan guncangan bus dengan hanya berpegangan pada kursi penumpang dengan tangan rapuhnya. Apa sebenarnya yang orang-orang ini pikirkan?

Pilu rasanya hatiku.. Aku tak bisa berbuat apa-apa lagi. Hanya bisa berdoa agar bus bisa cepat sampai di Ciawi dan aku segera turun sehingga ibu tua itu bisa duduk di samping suaminya yang terlihat begitu ia sayangi.

Jun 22, 2011

Tentang "Ilmu Tukang Parkir"


Siang tadi, kira-kira pukul 13.00 WIB. Sebuah teriakan histeris ibu mengejutkanku yang sedang asyik terbang ke Kanada bersama cerita Alif (novel Ranah 3 Warna, A Fuadi. red). Segera kututup halaman yang sedang kubaca dan kuselipkan maple di antara recto dan verso halaman tersebut. Kusambar jilbab yang sedang tertidur di atas bantal dan secepatnya berlari ke beranda rumah.

Saat kakiku memijak teras rumah dan menengadah, asap hitam sudah memenuhi birunya langit Taman Lestari (nama perumahanku. red). Aku hanya bisa mematung melihat kepulan asap ganas yang semakin menutup panorama langit, sementara ibuku terus berteriak-teriak membangunkan tetangga. Selama kurang lebih 5 menit aku terdiam, membisu tanpa sepatah kata.

Terjadi lagi... batinku.

Hal serupa pernah juga aku saksikan saat aku sedang belajar bersama di kost-an salah satu temanku. Saat itu, ia (temanku yang nge-kost. red) mendapatkan pesan singkat yang menyuruhnya segera melihat ke langit. Sontak kami berempat yang sedang belajar keluar rumah dan segera melihat ke langit. Ada kepulan asap, dengan warna merah menyala di bawahnya. Ya, itu tragedi kebakaran di salah satu pabrik di daerah itu.

Namun sekarang? Ya Allah, hal ini terjadi di sini. Sangat dekat dengan dimana rumahku berada. Kalau saja api merembet, sudah pasti esok hari aku tak akan bisa pulang ke rumah.

Dalam lamunan, aku masih menyadari, banyak orang lari hilir mudik menuju lokasi dari mana asap berasal. Setelah aku tersadar dari lamunanku, aku segera masuk ke rumah, mengambil jaket dan segera lari ke lokasi.

Terimakasih ya Allah, ternyata bukan rumah yang terbakar melainkan mobil. Dan tak ada korban jiwa. Api pun sudah dapat dijinakkan walau hanya dengan bahu-membahu warga yang bulak-balik mengangkut ember.

Aku tak tahan dengan baunya asap yang menyiksa pernapasan. Lebih baik kembali ke rumah.

Kurang lebih setengah jam kemudian, sudah tidak tampak lagi kepulan asap hitam di langit. Aku duduk terdiam di beranda lagi. Kali ini aku mengobrol dengan ibu, sambil mengambil hikmah tentang apa yang baru saja terjadi.

Segalanya yang ada di dunia ini hanya titipan Allah. Dan dengan kehendak Allah, segalanya akan kembali padaNya.

Aku jadi teringat dengan buku karangan KH Abdullah Gymnastiar atau yang akrab disapa Aa Gym tentang Ilmu Tukang Parkir.

Aku tak ingat bagaimana isi persisnya. Singkatnya, dalam tulisan tersebut Aa Gym berpesan agar kita hidup dengan ilmu tukang parkir. Banyak mobil yang keluar masuk wilayahnya. Ia menjaga dengan baik mobil-mobil yang parkir disana, karena ia tahu bahwa mobil-mobil tersebut telah diamanatkan padanya. Namun ketika mobil itu diambil kembali oleh yang punya, dia tidak marah. Karena ia tahu mobil itu bukan miliknya.

Begitulah kira-kira pelajaran yang bisa kita ambil. Segala apa yang ada pada kita saat ini bagaikan mobil-mobil yang parkir tersebut. Semuanya bukan milik kita, melainkan milik Allah. Dan janganlah kita bersedih ketika semua kembali kepada Allah. Karena memang Dialah Pemilik segalanya.

Jun 19, 2011

Thanks God, I Have a Comfort Mattress!

Tadi malam aku nginep di sekolah dalam rangka membantu proses pelantikan (yang melantik : Pembina) adik kelas yang ingin menjadi BANTARA. "What's the meaning of Bantara?" Sederhananya, Bantara adalah tingkatan Syarat-syarat Kecakapan Umum pertama dalam satuan Pramuka Penegak sebelum Penegak Laksana. Golongan Pramuka Penegak yang belum menyelesaikan Syarat-syarat Kecakapan Umum (SKU) Penegak Bantara belum dianggap sebagai Pramuka Penegak dan disebut sebagai "Tamu Ambalan", atau "Tamu Penegak". Nah tadi malam itu, kita mau ngelantik para "Tamu Ambalan" menjadi "Penegak Bantara". Pastinya dong aku sebagai seniornya harus dateng *sombooong*.


Gini guys, kalian tau sendiri kan, bagaimana kondisi yang 'harus' kita alami selama pelantikan? First, pastinya susah tidur. Gimana bisa tidur, ini pelantikan gitchyu *stand applause*. Then, sekalipun dapet waktu untuk tidur, maaf aja.. gak ada kasur empuk atau spring bed berkualitas kaya dirumah freund semua. Maksimal, karpet cukup kali yaa.

Freund, semalem itu, aku ngerasain hal persis kaya diatas.

Waktu aku mencuri-curi waktu untuk tidur di beranda sekolah, aku sempet ngeluh "Aaah gak empuk!" kataku. Tiba-tiba seorang temanku nyeplos "Kalo gelandangan, gak pernah ngeluh empuk atau nggak kali ya. Dapet tempat buat tidur aja udah syukur." Glek!! Ya Allah, betapa aku sama-sekali tidak bersyukur??

Ya Allah, betapa banyak nikmat yang Engkau beri. Seperti diucapkan pada ungkapan “Jika engkau ingin menghitung nikmat yang telah Allah berikan padamu, meskipun kau menggunakan air laut sebagai tintanya, niscaya tidak akan cukup untuk menuliskannya”

Dan coba kamu hitung berapa liter air yang ada di seluruh jagad ini? Menghitungnya saja sudah kewalahan kan?


Guys, jadi betapa banyaknya nikmat yang Allah Beri kepada kita. Apa kita *termasuk saya* sudah bersyukur? Atau bahkan, apa kita 'masih ingat' untuk bersyukur?

Jun 18, 2011

Kelas Tiga?? Am I Ready?


SMA yang disebut-sebut masa paling indah.

Kenyataannya bener juga sih. Hey see! Ada kata 'juga sih'. Berarti masih ada keraguan disana, haha. Kenapa?


Gini freund, dunia SMA memang indah. Dari mulai kebanggaan memakai rok berwarna abu-abu, hingga perasaan senang luar-biasa ketika sudah mulai dianggap 'dewasa'. Sebagian orang juga bilang masa-masa inilah kita mulai paham tentang si abstrak yang sering datang tanpa permisi. Tau kan apa maksudnya? Itu tuh si virus merah jambu. O.. ow.. *senyum guling-guling*

Omong-omong cinta, menurutku, itu emang virus teraneh yang pernah ditemukan yah *so iyeh*. Sesuatu yang terbuat dari keramik. Permukaan dan alasnya bulat. Tingginya kurang lebih 7 cm. Biasanya suka dipake sama mang bakso untuk wadah baksonya. Apakah itu? Kawan semua pasti tau kan bahwa nama 'sesuatu' itu adalah mangkok! Nah sekarang coba deskripsiin cinta. Buat aku sih, susahnyaaaa... Aku nih, setiap kali ada talkshow, seminar, dan semacamnya yang mengangkat topik cinta, kalo si MC nanya "Apa itu cinta?" Entah kenapa aku langsung melongo. Bingung banget jawabnya musti gimana *lebay gak sih?* haha..

Loh kok ini isi postingannya gak sesuai sama judul? Hahaha. Come on back to the point, guys!


Freund, sekarang aku udah di akhir kelas 2 SMA nih *terus?*. Yaa bentar lagi aku naik kelas 3. Bayangkan freund, di kelas 3 nanti akan ada banyak hal yang menghantui aku. Mulai dari Ujian Sekolah, Ujian Nasional, hingga SNMPTN!!

Ah belum-belum saja aku udah kepikiran terus. "Nanti gimana yah?" "Nanti harus apa yah?" Aaaaaah.. *mudahin Ya Allah*

Bukan cuma itu, freund. Kelas 3 nanti aku bakal jadi anak sulung di sekolah. Tanggung jawabnya itu looh. Mau gamau aku harus nyontohin hal terbaik buat adik-adik kelas. Salah sedikiiit saja, bisa fatal akibatnya buat mereka *buat aku juga*. Huaaa..

Intinya, bakal berat banget beban amanat tersirat yang aku emban.

Doain aku biar tetap semangat ya freund! Hope we'll get success! :) Aamiin!

Jun 17, 2011

Steps of Life


Tadi, tiba-tiba terlintas dalam pikiranku..

Kata-kata

Living, searching, sharing, loving, uniting, caring, separating, uniting ever after ..

Living : Saat aku baru dilahirkan di dunia ini..

Searching : Proses yang sedang aku jalani saat ini. Masa-masa dimana aku mencari tahu berbagai hal. Jati diri, masa depan, dan .. cinta :)

Sharing : Saat-saat kita telah menemukan seseorang, kemudian kita saling berbagi dalam banyak hal. Apa yang kau suka? Apa yang aku suka?

Loving : Masa-masa ada cinta tersembunyi. Cinta yang dijalani secara sederhana. Namun pasti..

Uniting : Saat kita dipersatukan..

Caring : Dalam kesatuan itu, kita saling menjaga.

Separating : Saat waktu harus memisahkan, dan membawa aku ataupun kamu ke kehidupan yang lain.

Uniting ever after : Bersatu lagi untuk selamanya..

*maaf ya posting yang ini agak aneh haha

Jun 16, 2011

Air, Angin, Langit, dan Suara

Goda deru ombak..

Belaian halus angin pantai..

Air yang saling berlomba mendapatkan hati pesisir..


Garis cakrawala tercipta lurus.
Langit dan laut menyatu.
Disana tempat triliunan nafas dan nyawa.

Aku selalu merindu, pada derunya, pada kicau camarnya, pada suara angin, dan padanya..

















Jun 15, 2011

"Crazy Little Thing Called Love" Film


Baru-baru ini, aku abis nonton salah satu film Thailand. Sebenernya aku gak terlalu hobi nonton film, sekedar refreshing aja lah.

Awalnya aku pikir ceritanya bakal berjalan lucu, abisnya emang dari awal udah lucu banget sih, hehe.

Dalam film dengan judul Crazy Little Thing Called Love ini, seorang tokoh bernama Nam yang notabene siswa kelas 1 (kayaknya, hehe) menyukai salah seorang senior yang bernama Shone. Seperti dongeng Beauty and the Beast, namun disini sang wanita yang punya wajah buruk rupa sedangkan cowoknya ganteng minta ampun hehe. Nam yang diperankan oleh Pimchanok Luevisetpaibool ini berusaha sebisa mungkin untuk merubah penampilannya agar Shone (diperankan oleh Mario Maurer) jatuh hati.

Cerita ini berjalan cukup lucu pada awal cerita, namun ternyata ketika nyaris sampai di akhir, cerita berubah menjadi mengharu biru. Apalagi setelah Nam berubah jadi cantiiiik banget.

Sampai-sampai aku dibuat nangis sama jalan ceritanya. Bener-bener emosional deh. Kamu wajib nonton pokoknya ya :)




Jun 14, 2011

Senda Gurau



Banyak orang cemburu pada hidupmu.
Sesuatu hal yang sulit di dapat oleh mereka dan aku, pasti berceceran di rumahmu.
Saat kamu merasa ramai dengan kebanggaan-kebanggaan dari pencinta.
Aku harus terima, tak ada satupun yang menolehku.


Bagai satu pohon di belantara..
Bagai satu daun di pepohonan..
Bagai satu stomata di dedaunan..

Yang tak berarti, meskipun aku hilang.

Tapi kamu bagai raja di atas papan catur..
Kamu bagai jemari di ujung telapak..

Dan kamu tahu, apa itu artinya...


Jun 13, 2011

The Last Tears

Hari ini matahari terbit lebih cerah. Ah, mungkin ini efek dari kejadian 3 hari yang lalu itu. Ya, hari dimana awan kusam itu memutih, langit mendung itu pun hilang. Berlebihan memang, tapi bagiku inilah lembaran baru yang siap untuk ku isi.

Tiga hari yang lalu, tepatnya hari Minggu. Aku yang tak kuat menahan rindu ini segera bergegas mengambil ransel besar yang tak terlalu penuh isinya. Dengan bersepatu kets kuning yang sudah lusuh, aku berjalan menyusuri jalan setapak. Hari ini aku berniat pergi hiking. Aku ingin melenyapkan perasaan sakit yang telah menelanku hidup-hidup sejak sebulan yang lalu. Mungkin hobby ku ini bisa cukup membantu. Sekaligus menghapus rinduku pada hobby ini yang sudah sebulan juga aku tinggalkan. “Semoga hari ini indah..” harapku.

Kurang lebih sudah 1 jam aku berjalan kaki meninggalkan rumah, sebelum akhirnya sampai di tempat berkumpulnya teman-teman satu ekskul yang juga akan berangkat hiking. Sebenarnya hari ini diadakan hiking bersama yang diadakan oleh pengurus OSIS disekolahku, semua ekskul diwajibkan mengirim perwakilannya. Aku terpilih dari ekskulku, beruntung memang.

Perjalanan dimulai. Aku yang memang seorang penyendiri memilih berjalan terpisah dari teman-temanku. Karena bagiku, ketika aku sendiri, disanalah aku mengenal siapa sejatinya diriku. Walau terdengar sedikit ekstrim, tapi aku sangat mencintai saat-saat aku sendirian itu. Langkah demi langkah aku tapaki tanpa sepatah kata pun yang sempat terlontar, dan inilah yang kusebut hidup selama ini.

Andai dia masih disini, mungkin langkah ini tak akan sepi. Andai dia masih disini, ketika aku menunduk aku akan melihat sepasang kaki melangkah senada dengan sepasang kakiku. Andai dia masih disini, mungkin mulut ini tak akan kering termakan kebisuan. Andai dia masih disini…

“Hai Assalamualaikum” tiba-tiba suara asing membuyarkan lamunanku.

“Eh.. hai” akhirnya kebisuanku terpecah.

“Kamu belum jawab salam saya, ya?”

“Ah iya. Waalaikumsalam.” Jawabku tanpa perasaan bersalah. Sebentar lagi pasti dia akan segera berbasa-basi, kenapa jalan sendirian-lah, apa-lah, alah.. mengganggu saja.

Dugaanku sedikit meleset. Aku menunduk, kulihat ada sepasang kaki yang melangkah seirama langkah kakiku. Pelan-pelan ku angkat daguku melihat siapa sebenarnya orang ini.

Saat pandanganku tepat lurus di pandangan matanya, entah mengapa selimut kelabu yang selama ini menyekap hatiku seakan terlepas. Seakan keluar bau harum dari hati yang kukira nyaris mati. Dan yang nyata adalah irama detak jantung yang semakin cepat. Apa yang tiba-tiba membahana di jantung ini?

Bumi Ini Benar-benar Bulat



Dingin masih menusuk ke setiap tulang belulangku. Sayup sayup terdengar adzan berkumandang dengan merdunya. Kuharap ini adzan isya'. "assolatukhoirum minan nauum" oh ternyata adzan shubuh. (bukan berarti belum sholat isya', tapi kalau ini adzan isya' setidaknya liburku masih panjang, haha).


Aku pun bangun dengan malasnya. Aku teringat sesuatu, yeah, hari ini libur, malasnya sekelebat hilang. Aku langsung berwudhu menunaikan sholat shubuh dengan (mudah2an) khusyuk. Apa yang aku lakukan kemudian? Main game. Great! Wkwk.

Tak terasa jam menunjukkan pukul emhh.. Udah jam 8 pagi?? Etdah =,=".

Langsung saja aku menyambar handuk dan..makan! Iya makan dulu yah, baru mandi. Selesai makan aku langsung..makan lagi! Haha bercanda lah. Aku langsung mandi pastinya.

Emh sekeluarnya aku dari pintu kamar mandi, aku berubah menjadi sosok yang lebih wangi. "Waaah ini ruang ajaib" pikirku, eh engga, pikirmu aja deh aku kan gak dodol. Heu. Haseum.

Yeah yeah yeah. Ini hari Isnin cek gu. Saatnya main.. Huahaha. Kebetulan hari ini ZZ ngadain reuni gitu. (aneh ya, istilah reuni kan biasanya buat para bapak bapak dan ibu ibu yang sudah tak muda lagi. Tapi namanya juga jaman sekarang. Jadi gak aneh lagi). Cikaciik.

Tanpa pikir panjang, aku langsung mengambil kaos panjang, celana panjang, kerudung putih langsungan dan.. selesai. Simple aja.

Waktunya duduk di depan rumah. Ngapain? Nunggu angkot? Nunggu ojeg? Nunggu mercy? Semua salah. Saya nunggu temen..Satu satu mereka dateng. Katanya harus ontime. Tapi siput banget sih, lelet semua (aku juga). Hehepis..Akhirnya setelah satu jam setengah, eh satu setengah jam (eh yang mana yang bener sih. Ah pokoknya gitu we) mereka sudah terkumpul semua. Saatnya caw!

Setelah perjalanan panjang sekitar 1/2 kilometer (? Biarin ah, kan kata semut mah itu teh perjalanan panjang, komo mun saur amoeba mah, haha). Sampailah kita di sebuah kebun yang ternyata sudah berpenghuni. Penghuninya adalah kurang lebih 8 jenis homo sapiens yang entah darimana datangnya. Hehepis. Setelah berBSBS sebentar, kita semua tiba tiba teringat sesuatu yang begitu mengejutkan. MAKANAN! Ya! Kita belum pesan makanan. Hahaha. Kita sepakat beli nasi padang, es kelapa, dan tak lupa sebagai cuci mulutnya tiada bukan tiada lain yaitu 'rujaaak'. Hurray..

Empat motor berkecepatan setara bajaj segera meluncur ke tengah kota untuk memesan segala jenis parab untuk ternak2 yang sudah menunggu.

Sambil menunggu datangnya motor2 pembawa kebahagiaan. Ternak2 yang hidup di era globalisasi ini memilih untuk berfoto. Dengan gaya narsis bak ratu sejagad mereka menampilkan pose yang aduhai. Aduhaiang utah!

Satu jam berlalu, dan tibalah kadaharan kadaharan yang menambah nafsu para ternak yang sedari tadi sudah terkapar karena lapar. Sekejap..makanan habis. Tak lama kemudian mereka langsung menyambar petis dengan aroma honje bak pemakaman membuat aku tak bisa berbuat banyak (lebih tepatnya makan banyak). Tak lama, sekantong keresek petis musnahlah sudah. Dan anda tau apa yang kemudian mereka perbuat?

Menyerang es kelapa. Memang sulit mengatasi ternak berperut elastis yang benar benar telah kelaparan.

Matahari semakin meninggi tapi makanan telah tiada. Lalu apa yang harus kita lakukan?

Bermain truth or dare. Permainan jujur atau tantangan. Tapi kenyataan berkata lain, mereka melupakan kata 'tantangan' dan semua peserta pun hanya diberi satu pilihan; 'jujur'.

Aku kebagian, ditanya orang yang aku sukaazzzttjgmgtmgkgwjpwj. Uh untungnya mereka gak maksa. Dan berlanjut mencari 'korban' lain. Woah.

Permainan selesai. Saatnya pulang. 7 homo sapiens lelaki pulang lebih dahulu. Disusul beberapa homo sapiens wanita. Tapi kami 'the super power women' pulang belakangan. Anda tahu apa yang terjadi?

Saya tahu anda bertanya-tanya apa yang dilakukan oleh "the super power women" pada saat pulang.

Matahari sudah bergelincir ke barat. Time to back home, guys!

Daerah ini masih daerah sekitar rumahku juga sebenarnya. Tapi aku buta arah disini. Zzzt..

Baiklah, kita pulang. Tak lama salah satu 'anggota' nyeletuk "Nau, kita lewat jalan yang beda dari jalan berangkatnya nyok!". Aku membatu sesaat. Oh God..aku tak tahu arah. Kalau aku bilang 'enggak mau' malu dong masa gak tau daerah sendiri. Tapi kalau aku bilang 'mau' aku tak tahu akan membawa mereka kemana. Dengan segenap jiwa hero yang Tuhan anugerahkan padaku, dan kekuatan yang entah darimana datangnya kepalaku mengangguk. "Horraaaaay"

Sial!

Karena tak tahu jalan, akhirnya tanpa sebuah ketukan palu kita memutuskan untuk menerapkan pepatah 'malu bertanya sesat dijalan'. Dari awal perjalanan kita sudah bertanya harus kemana. 'ke kiri neng' 'ke kanan neng' namanya di desa, ada juga yang gak tau apa itu kiri apa itu kanan.

"mang, numpang tanya, dari sini kemana yah kalau mau ke BTN?" tanyaku.

"kaditu neng" jawabnya sambil menunjuk arah kiri.

"ke kiri?"
tanyaku meyakinkan.

"sanes ke kiri neng. Kaditu!"
sanggahnya.

"ya ke kiri kan?"

"sanes! Tapi kaditu!" jawabnya sambil tetap menunjuk arah kiri.

Yeah, ini dia yang bego apa aku yang pintar? Hahaha.

"oh yaudah. Terimakasih mang"

Kami melanjutkan perjalanan. Dengan masih menerapkan malu bertanya sesat dijalan walaupun sebenarnya malu banget tanya tanya setiap orang yang melintas. Fiuh =,=". Mereka sih, nekat. (Kalaupun sebenernya aku yang nekat).

Penderitaan ini bertambah saat mereka terus menyalahkan aku. Hell.

Setelah sekian lama kita berjalan. Kurang lebih 1/2 jam, sampailah kita disebuah rumah yang terlihat sepi. Didepan rumah tersebut bertengger sebuah motor matic berwarna merah. Tiba2 ada tukang cilok keliling lewat dan nyeletuk "ini rumah si %/@_<]&{§" dia menyebut nama salah seorang kakak kelas kami. Spontan kami langsung menghabisi salah seorang teman kami yang entah gosipnya atau faktanya mereka saling suka. Pipi teman kami itu langsung merah bak tomat busuk berbelatung berbau suram. Hehepis. Perjalanan (tepatnya petualangan) menyusuri desa belantara diteruskan. Dengan nafas yang tersengal sengal kita terus berjalan. Mendaki gunung, lewati lembah, turun ke sawah, memandikan padi, menanam kerbau (?). Huaa.. What a tiring journey :(. Setelah kurang lebih satu jam perjalanan. Sampailah kita di tempat yang terasa begitu familiar. Tiba tiba Anggi berkata "Bukannya ini tempat yang tadi kita mulai perjalanan?" Ternyata kita sampai di tempat awal kita berangkat. Whaa kita dipermainkan oleh warga. Namun tak apa. Dengan ini kita membuktikan bahwa teori Marcopolo itu benar adanya.

A Mother's Love

Panas nampaknya belum juga mau sedikit turun. Awan yang biasanya bergantian menghalangi pancaran terik matahari, kini seakan tak berani menentang surya. Peluh sudah membasahi sekujur tubuh Afif. Dengan gontai Afif meninggalkan sekolah. "Hari ini aku pasti mengecewakan ibu lagi" batinnya.

Setiap kali kertas yang dipegangnya tertiup angin, dan tampak dua digit angka yang bertinta merah itu, hati Afif runtuh. Sekuat mungkin Afif membendung airmata yang sepertinya sudah kepenuhan dan siap membanjiri pipi kecoklatannya.

Dari kejauhan sudah tampak wanita berjilbab panjang tengah berdiri di ambang pintu. Muka berkeriputnya tampak sumringah melihat Afif telah pulang. Sesaat setelah menginjakkan kaki di teras rumah tuanya, Afif mengucap salam, suaranya terdengar parau.

"Ada apa anakku? Kamu tampak tak bersemangat? Mengapa? Ceritakan pada Ibu.."

    Ibu, bagaimana aku bisa bersemangat? Aku anak lelaki yang tak bisa Ibu andalkan. Ulangan matematika seperti ini pun, nilaiku sangat jelek. Bagaimana aku bisa jadi anak yang membanggakan Ibu? Bagaimana aku bisa mengukir senyuman di wajah Ibu kelak?


"Ibu, ini.. hasil ulangan matematika kemarin. Aku dapat nilai merah lagi.. Maaf Bu"

"Afif, mungkin gurumu sedang kehabisan tinta biru. Jadi harus menilainya dengan tinta merah.."


***


Jun 11, 2011

First Wish



Sebenarnya, aku udah pernah bikin blog sebelumnya. Tapi biasalah penyakit manusia. Lupa password!

Sekarang, aku udah niatin nih, mau serius dalam bidang tulis menulis. Semoga aku bisa konsisten ya..

By the way, aku juga punya sekian alasan kenapa aku tertarik menulis.


Salah satunya, dan utamanya adalah; aku ngerasa gak berbakat dalam bidang apapun. Tapi aku gamau dong gitu aja lewatin kehidupan aku tanpa sesuatu yang spesial. Aku yakin, Allah menciptakan manusia dengan kelebihannya masing-masing. Terlebih I was born not to be a foolish kan. Aku sangat percaya :)

Semoga menulis inilah bakat yang selama ini belum aku temukan. Aamiin :)