Oct 4, 2013

Beda

Masih jelas dalam linimasa sejarah, saat aku seakan gila. Saat aku suka mereka-reka cerita yang sesungguhnya tak ada. Saat aku gemar bercerita, cerita yang disana-sininya kutambahkan versiku sendiri. Menyesal. Menyesal akan begitu banyaknya kamuflase yang aku guratkan sendiri. Begitu banyaknya khayalanku yang bahkan aku tau itu masih bermil-mil jauhnya dari kenyataan. Tapi apalah daya? Dulu aku terlalu angkuh untuk buang muka dari kesemuan. Dulu aku terlalu acuh untuk menoleh pada kenyataan. Dulu aku begitu bodoh untuk terus mengejar fatamorgana yang setiap didekati ia luput. Aku kacau.

Sekarang sesal itu baru tiba di satu fase hidupku yang baru. Aku tak menyalahkan kehadirannya. Aku tahu, dia datang untuk membuatku satu langkah lebih paham.

Kuharap setelah ini tak ada lagi rekaan cerita, tak ada lagi khayalan semu, tak ada lagi berlari-lari mengejar fatamorgana. Kuharap setelah ini aku bertransformasi jadi manusia yang lebih matang. Jadi manusia yang lebih siap hidup dihimpit kenyataan, daripada bersenang-senang hidup di atas andai-andai.