Feb 25, 2012

Sidelines of Silence

A blue surface with its secrets, stories, and magics.
Just like a quiet girl with her soul.
Her face like a calm surface, and her heart like the depth of the ocean.
Only advanced tool that could measure it up exactly.
And only chosen heart who could understand depth of her heart.
The roar of the waves is the picture of her struggle.
The rock is the symbol of her strength when life is no longer friendly.
The beautiful beach never ends.
Like the fascination on the sidelines of her silence.

Feb 14, 2012

Pika Piki


Seperti dilaporkan pada artikel-artikel sebelumnya *yaampun. Orang penting mana lagi ini. Hahahahhh*. Udah lebih dari seminggu ini ada hal gak penting yang tanpa permisi ngaleos ke hidup aku. Kita sebut aja dia itu sebagai pupuk urea. *Gak ngerti kenapa tiba-tiba pupuk urea yang lewat di otak, ngahaha*.

Se-gak-peduli-gak-peduli-nya aku, aku tetep peduli sama efek si pupuk urea yang parah dan bikin runyam itu. Semuanya jadi terbengkalai gak karuan. Sedikit sedikit dateng di otak, sedikit sedikit dateng di jejasos, sedikit sedikit dateng di koridor sekolah, sedikit sedikit sedikit sedikit sedikit sedikit lama-lama kan jadi banyak huhhh *tarik nafas*. Intinya si pupuk urea selalu nguntit kemanapun aku pergi. Mending kalo ngasih dampak positif. Ini kagak. Pan rempong.. Hwrrrwrr *angkat kapak*.

Sebenernya gak ada kerjaan banget nulis postingan tentang ini. Tapi perlu ditekankan bahwa posting ini di tulis hanya sekedar kebetulan. Kebetulan modem lagi ada pulsanya.

Akhir kata, satu bait lagu buat pupuk urea yang walaupun pikasebeleun tetep pikiraneun.

Pergi kau ke ujung dunia
Dehidrasi di gurun sahara
Hilang di segitiga bermuda
Pergi kau ke luar angkasa
Hipotermia di kutub utara
Hilang di samudra antartika
dan jangan kembali..

Feb 12, 2012

Kubus Mimpi

Ruangan berbentuk kubus (atau balok, ya? Entahlah..) ini tempat dunia lainku dimulai. Dunia dimana pujangga-pujangga berkarya tanpa pena dan kertas atau dimana momen-momen penting kehidupan rasanya harus di-update bak selebriti ternama. Apalagi kalau bukan dunia maya.

Yup, sebagai seorang peselancar yang tak punya papan selancar apalagi ongkos buat pergi ke laut, aku putuskan untuk tetap berselancar disini, dunia maya yang bukan cuma buat neng Maya. Hehehe :D

Sebenarnya bukan dunia maya yang mau dibahas di posting ini (kasian kan kuping neng Maya nya ntar kahuruan). Tapi tentang ruangan kubus ini. Apakah gerangan? Tepat sekali (bari jeung teu ngajawab nanaon) kamar ber-cat krem yang dulu di-cat sama Ayahku.

Kenapa kamar ini?

Semenjak aku masuk SMA, satu ruangan yang paling aku hindari di rumah adalah dapur. Kenapa? Karena dapurku berbatasan langsung dengan warung yang notabene tempat para pembeli bolak balik cari barang yang mereka butuhkan.

Ya, semenjak SMA, jam sekolahku jadi bertambah. Belum lagi tugas ini-itu yang wajib diselesaikan bikin aku harus liat matahari terbit dan tenggelam di sekolah *lebay*. Intinya, jadi sedikit waktu buat bersosialisasi dengan tetangga. Nah itu sebabnya aku jadi malu-malu gitchyu kalo ketemu tetangga sekarang sampe-sampe suka lari terbirit-birit tiap ada tamu. Hahaha :D. Jangan dulu cap aku sebagai orang yang antisosial ya. Hal kayak begini cuma terjadi di rumah aja, kok. Wkwkwk..

Back to the point, karena itulah kamar ini menjadi tempat yang begitu nyaman. Kalo ada yang pembeli di warung, gak keliatan. Kalo ada tamu juga gak keliatan. Aman.. Hahahahaha..

Nah udah deh beresan postingannya. Agak gak penting ya? Hahahahhaa..

Feb 11, 2012

Ledakan

I don't feel alright!
I'm dejected.
I can't stand with situation like this.
I regret why I ever lay a hope in it.

I don't need reaction.
But I don't want a scars.

I regret for ever believing you.
And all I know right now is blue..

Feb 4, 2012

Regret


SATU-SATUNYA AKU HAL MERASA YANG BEGITU SAYA DIKECEWAKAN SESALKAN DAN ADALAH KAMU BAGAIMANA TELAH SAYA MEMBUAT BISA AKU MERASA AMAT BEGITU SANGAT YAKIN MENYESAL AKAN ANDA.

Cucur Haneut (Curhat)

Ini bukan hal pertama yang aku rasa. Terdengar berlebihan dan perspektif. Menuju ke satu titik. Pasti banyak yang sudah mengira, bahkan sebelum aku menulis apapun. Ini soal ekhm.. jatuh hati. Ya, jatuh hati. Bukan, bukan jatuh hati yang seperti itu. Tapi jatuh hati dalam makna setengah denotatif. Setengah real, dan setengah lagi sangat real. Lho? Jadi, hati aku benar-benar jatuh. Lalu pecah. Pecah..

Ah bosan. Ya kamu tahu kan? Membosankan untuk merasakan hal itu kesekian kalinya. Capek. Makan ati. Minumnya? *iklan*. Cukup, saya tidak akan berpromosi di posting ini.

Bukan kertas halus yang jadi lecek. Tapi kertas lecek yang jadi risek. Tak ada perubahan berarti. Tak ada sakit hati yang berarti. Kata-kata hiburan klasik.

Entah hormon apa yang bekerjanya bikin sesak. Yang pasti dia sedang kerja lembur didalam tubuhku sekarang. Umpama berton-ton truk gandeng sedang lalu-lalang di saluran pernafasanku. Juga di dalam batinku  *gaya pujangga*.

Padahal baru saja kemarin aku menulis namanya di pertanyaan kokologi. Katanya, nama di baris ketiga adalah cinta sejatimu. Halaaah, kacau. Apanya yang cinta sejati? Cinta belati sih ada. Menghunus-hunus perasaanku.

Ah cukup. Aku cukupkan postingan kali ini. Postingan gak jelas, seperti yang biasanya aku tullis. No conclusion. Dan terakhir, moga truk-truk gandeng ini segera migrasi ke tempat lain. I wanna be free!!!!