Aug 17, 2011

Sebenarnya Aku

Bagaimana bisa, untuk mengulum satu senyum.

Dengan alibi yang tak masuk teori.

Lalu mengapa, kau terlalu percaya diri?

Bagaimana mungkin untuk ada di dalamnya.

Sementara setiap relung telah dipenuhi oleh derai kasih tulus.

Dari hati yang telah lulus.

Lalu mengapa, kau masih terlalu percaya diri?

Jangan urai sesalmu pada harapan.

Sejatinya ia tak datang jika kamu tak mengizinkannya terjadi.

Jangan lepas amarahmu pada senyuman.

Sejatinya ia tidaklah salah, jika kamu tak membuat sebuah spesialisasi.

Jadi biarlah deburnya terus berjalan sebagaimana ia harus berjalan.

Sisanya hanya bagaimana cara kamu mendayung.

Tenggelam dalam perih.

Atau berlabuh dengan rindu yang tak berusai?

2 komentar:

Post a Comment