Apr 7, 2012

Satu Persekian Milisekon Lagi

Telapak kaki kurasa terbakar sudah.
Padang pasir, debu panas, angin panas, dan hatiku yang dingin, yang kukira sepi.
Seperti padang ini.
Ada garis imaji, dan aku telusuri.
Mungkin ada panas yang bisa menembus jauh ke hatiku, atau apa saja.
Jangan dulu beku...

Setiap satu langkahku, suhu semakin tak bersahabat, raksa pada termometer terus naik.
Hatiku, satu detik lagi, ia membeku sempurna.

Satu persekian milisekon lagi...
Mendadak aku lihat oase dari kejauhan.
Raksa berhenti memanjat.
Hatiku mulai bernapas.

Satu persekian milisekon lagi...
Aku kembali menjadi aku, bagai aku, saat di tanahku, dahulu.

Ku sentuh satu pohon zaitun, tapi aku justru mengibas angin.
Ku ambil air dari danau, tapi aku justru mengeruk pasir panas.

Aku...
Aku tahu ini hanya fatamorgana.
Di satu persekian milisekon lagi...

0 komentar:

Post a Comment