May 27, 2012

Gelar Mahasiswa (yang Tertunda)

 When you try your best, but you don't succeed.
Terngiang baris pertama lagu Coldplay - Fix You. Mungkin lagu itu yang paling tepat mendeskripsikan siapa aku sekarang. Tiga tahun sekolah di SMA, berusaha sebisa mungkin agar taraf nilai per-semesternya selalu naik. Sedikitnya, satu tujuan yang aku cari, masuk jatah SNMPTN Undangan dan diterima.

Harapan berapi-api aku simpan di dalam selembar kertas hasil print-out finalisasi pendaftaran SNMPTN Undangan. Sengaja aku print tiga kali. Untuk aku, ibu, dan satu lagi disimpan. Jujur, harapan besar untuk bisa tahu rasanya "kuliah" itu aku simpan lewat Undangan. Penantian panjang pun aku lewati untuk menerima putusan. Ah, tidak hanya aku, tapi kami, ibuku, nenekku, adikku, atau mungkin ayahku di surga, kami semua menunggu.

Kemarin, tepat tanggal 26 Mei 2012, pukul 17:00, penantian itu akhirnya pecah, menetaskan jawaban. Dan hasilnya,


"Tidak Lulus Seleksi". Aku akui, aku tak percaya usaha yang nyaris bisa disebut mati-matian membuat taraf nilai rapot naik, seketika lenyap, hanya karena tiga buah kata. Napas tertahan. Hati menjerit. Air mata masih bisa bertahan di kelopak. Ku pukul meja komputerku dengan keras. Sakit. Ini bukan mimpi.

Gontai aku berjalan keluar kamar, "Bu, Oya gak dapet." Semua menangis. Aku telah membuat mereka semua menangis. Ku peluk ibuku beberapa menit, kelopak mataku kini tak sanggup lagi menahan tetesan rasa kecewa dari kelenjar larkrimalis. Semua tumpah. Menangis dan menangis.

Waktu berlangsung nyaris lima menit selama aku buang air mata. Tapi tiba-tiba, aku ingat, apa tujuanku kuliah, apa tujuanku belajar, apa tujuanku hidup. Bukankah aku pernah berjanji semuanya hanya untuk mendapat ridho dari Penciptaku? Ini sudah jalanNya. Mungkin jalur Undangan tak termasuk yang ia ridhoi untukku. Air mata yang bercucuran, seketika surut, layaknya air yang mengalir ke bak mandi yang berhenti saat keran air ditutup.

Hidup tak berhenti saat SNMPTN Undangan gagal. Kucoba memperkuat hati, mencoba berlapang dada. Merelakan status mahasiswa masih di gantung di almari masa depan.

Rasa iri yang harusnya bisa ditahan, sempat membuncah. Melihat kawan-kawanku sudah mengenakan status mahasiswa-nya. Ingin rasanya menangis lagi. Tapi apalah guna? Toh hasil di website itu tak akan bisa diubah.

Mungkin, Allah ingin aku mendapatkan jatah bangku di tempat kuliah kelak, dengan perjuangan yang hebat. Mungkin, jika aku sekadar duduk, berkat hasil dari raport, aku akan jadi orang penyia-nyia. Mungkin... Segalanya bisa jadi hipotesis.

Tadi pagi, dari jejaring sosial, aku melihat twit seorang teman mengatakan..
If everything has been written down, so why worry.

Ya benar, Allah pasti sudah punya jalan untukku. Walaupun nama sekolah di jejasos ku masih nama SMA,
 dan belum berganti jadi nama sebuah universitas. Aku yakin Allah pasti sudah siapkan tempat kuliah untukku juga. Gagal Undangan bukan berarti gagal masa depan. Menyerah adalah pantang. I will never quit the fight!!

Tanggal 7 Juli nanti, akan segera ku ambil gelar mahasiswa-ku, yang kemarin sempat tertunda.

4 komentar:

undangan bukan satu-satunya jalan ya,.,, tetap semangat.. rencana tuhan romantis sekali.
trust me !

Yes, I really do. Aku percaya sekali. Tuhan Maha Mendengar. Dia akan memberi yang kita butuhkan di waktu yang tepat, dan dengan cara yang indah o:)

oy baca ini jadi inget detik-detik pengumuman di internet. dan sama , aku hampir nangis.. tapi Allah SWT. gak pernah salah ngasih jalan..

Iya Kra. Kita cuma tau apa yang kita pengen dan gak kita pengen. Sedangkan yang tau mana yang baik dan mana yang ga baik buat kita nantinya cuma Allah. Keep struggling lah pokoknya!! Yow yow!

Post a Comment