Jun 25, 2013

Untuk Apa Menangis Sekarang

Aku masih tercenung menatap pohon-pohon yang tampak melesat berlarian. Dengan warna dasar biru yang sudah mulai luntur pekatnya. Pecahan memori mengantarkanku pada sebuah potongan cerita saat spidol boardmarker itu menari-nari diatas selembar kertas putih. "Seratus mimpi" katanya. Mimpi harus dicatat, biar tak lupa dan senantiasa jadi penyulut api semangatmu agar berkobar lagi ketika kau dapati ia perlahan padam, katanya.

Satu tetes air mata mengawali jutaan tetes lainnya untuk terjun bebas dari kelenjar lakrimalis. Semua desing peluru itu terlanjur berteriak-teriak dan sulit luput, lubang bekasnya berlalu terlanjur terukir dan sulit lenyap. Jutaan tetes lainnya kemudian kembali terjun bebas.

Ada sesal yang menggema namun enggan keluar. Ada sesal yang menyiksa namun sudah terlalu kunikmati. Karena penyesalan, di belahan semesta manapun, akan selalu datang menyusul.
Untuk apa menangis sekarang?
Karena masa depan penuh teka-teki, dan aku sedang berjalan membawa satu-satunya alat yang bisa membongkarnya; waktu.

Jun 18, 2013

Aku Sedang Menggenggam Asa

Dalam pelukan asa yang melemah, dan visioneritas yang sudah terlalu payah. Aku tak akan punyai apapun lagi selain harap yang tinggal sedikit sisanya.

Aku hanya manusia yang tak punya satupun cara untuk memainkan ulang masa lalu. But the future still not belong to me yet. Ketika masa depan sudah direka sedemikian rupa, aku tetap tak boleh jadi makhluk egois yang mencari keamanan dan kenyamanannya sendiri. Aku bukan terlahir dan tumbuh dengan gratis. Bahkan setiap daging yang melekat di tulang, semuanya serba berbayar untuk bisa bertumbuh.

Dan setiap manusia pasti akrab dengan sang abstrak bernama utang budi. Utang yang mengekang, hingga tak kutemui nominal manapun sanggup membayar. Tapi aku tetap manusia yang sejak lahir dijejali pekerti.

Aku akan tetap berlari menjauhi kenyamanan dengan asa yang tinggal segenggam lagi. Walau sedikit, setidaknya aku bisa bilang pada setiap orang yang keheranan, "aku sedang menggenggam asa".

Jun 17, 2013

Pengorbanan?

Mungkin ini rasanya jadi harimau kebun binatang yang "terpaksa" hidup di balik jeruji. Hanya sayangnya, kita terlalu berleha, menyombong karena merasa lebih mulia, dan egois untuk sekadar "bisa merasakan".

Lihatlah ketika anak-anak kecil itu menarik-narik ujung baju ayahnya. Menyeret-nyeret ayah mereka mendekati kandang harimau malang. Untuk tanpa sadar, menonton sekaligus tertawa akan keterkekangannya.

Tapi ia hanyalah harimau. Ia tangguh, tapi kalah pada akal picik. Ia kuat, tapi luluh pada senyum budak polos yang terhibur diatas pedihnya.

Ia seharusnya bisa pergi, mengenyam kebebasan yang menjadi haknya sejak lahir. Ia seharusnya bisa beradu eksiprasi dan inspirasi dengan oksigen yang spesial diembus oleh pohon-pohon yang berdiri megah di alam liar. Seperti kawanan-kawanannya.

Tapi ia hanyalah seekor harimau malang yang masih luluh pada senyum manusia-manusia yang selalu menontonnya, terus menganggapnya binatang perkasa.

Karena ia hanyalah seekor harimau kebun binatang, yang rela hidup dalam kemalangan, demi senyuman yang tak ingin ia lepas dari sejauh pandangnya.

Kumpulan Laporan Mata Kuliah Instrumentasi Analitik

Laporan Kjeldahl download disini
Laporan Potensiometri dan pHmetri download disini
Laporan Spektrofotometri AAS download disini
Laporan Spektrofotometri UV download disini

Jun 14, 2013

Lyric Raisa - Bye Bye

Hey Girl you know you're beautiful
Now where's the pretty smile you've been hiding for too long
Hey Girl you know you're wonderful
If he doesn't appreciate then it's time to say bye bye
say bye bye 2x
If he doesn't treat you right then who is he to stick around just say good bye

Hey Girl you know you're amazing
Anyone who gets to love you is one lucky guy
Hey Girl you know you're a queen
If he doesn't appreciate then it's time to say bye bye
say bye bye 2x
If he doesn't treat you right then who is he to stick around just say good bye

I won't let anyone make me feel sad
I won't let anyone make me feel dumb
I won't let anyone make me feel unhappy

If you don't treat me right, baby so let me to say bye bye, say bye bye 2x
If he doesn't treat you right then who is he to stick around just say good bye
Say bye bye 2x
bye, say bye bye 2x
If he doesn't treat you right then who is he to stick around just say good bye
Say bye bye 2x

*mohon maaf bila masih ada kesalahan, karena ini hasil ngedengerin, pake bahasa inggris lagi, jadi rada hese. hehe.

Jun 4, 2013

Cerita Senja

Senja hari di kosan.
Aku duduk bersandar ke tembok, tepat di bawah jendela. Jendela yang pernah masuk ke dalam mimpi beberapa minggu yang lalu. Jendela yang masuk ke mimpiku bersama kamu yang tengah membuka tirai. Mengabarkan kamar kos bahwa matahari sudah terbit. Bahwa, kamu sudah datang.

Dan aku terbangun.
Aku terbangun, ketika hanya fajar menyeruak lembut di ufuk timur. Tak ada matahari terbit. Tak ada kamu. Tentu saja.

Sekarang aku disini sedang membuat dunia kecil yang hanya aku mengerti. Tak ada manusia lain yang mengerti. Sebanyak apapun aku berceritera, tapi memang tak ada yang mengerti, selain aku, Allah, dan dua malaikat yang sekarang pasti tengah ikut melihatku mengetik ini.

Jujur saja aku merindukan satu nyawa yang berada beberapa kilometer dari sini. Dia yang dulu pernah seakan-akan mengisi hari-hariku dengan segala kejutannya. Ya, seakan-akan. Kata-kata bisa saja bilang tidak, tapi adakah cara yang mampu menentang hati?

Ku lihat foto akun blogku. Sebuah foto yang diambil di depan candi borobudur satu setengah tahun yang lalu. Ah, aku ingat. Saat itu aku belum mengenalmu. Terkadang otak yang serba ingin dituruti ini meminta aku kembali ke masa itu. Tapi sampai kapanpun waktu tak akan mungkin berjalan mundur. Aku paham itu. Hatiku memang terkadang brutal.

Sudah jadi keniscayaan bahwa setiap impian butuh perjuangan. Kalau neraca massa bilang, impian adalah aliran yang diumpankan ke dalam reaktor perjuangan. Terkadang impian tak terkonversi sempurna. Tangisan, rasa sesal, rasa sedih, dan rasa gusar selalu saja menyertai dan menjadi produk samping. Tapi kamu harus tetap ingat, terwujudnya impianmu sebagai produk utamanya pasti akan terbentuk.

Andaikata produk utama itu tidak sesuai dengan yang kau inginkan. Percayalah Allah akan menganugerahimu produk yang lebih baik. Percayalah, karena Allah tak akan pernah mengabaikan sekecil apapun perjuangan hambaNya.


Jun 1, 2013

Tentang Jodoh

Tadi abis ngeliat foto kartu peserta SBMPTNnya si Sarah. Refleks langsung SMS ibu.
Saya: Bu, Oya mau nyoba snmptn ke ilmu komunikasi boleh ga?
Sebenernya udah yakin banget ibu gak akan ngebolehin dengan kata-kata yang seakan-akan ngebolehin. Misalnya: "terserah". Satu kata yang bikin menohok luar biasa haha.
Tapi, tadi jawabannya lain.
Ibu: Boleh, emang lagi libur mbak pas ujiannya?
Masya Allah! Kali ini ibu bener-bener ngebolehin. Padahal udah belasan kali aku ngomong mau ikut snmptn dan selalu gak boleh (dengan cara yang seakan-akan boleh). Tapi tadi itu lain.

Seneng, seneng banget dibolehin.

Tapi, satu sms ibu lainnya bikin aku mikir.
Ibu: Emang mbak gak betah di Polban?
Astaghfirullah. Aku mikir lama, aku merasakan masa-masa di polban setaun terakhir. Aku ga bisa menyangkal kalau aku betah. Sangat betah. Lalu apa sebenarnya motivasi aku untuk ikut sbmptn? Mencari kesombongan diri? Atau sekadar memenuhi ego?

Astaghfirullah. Aku lupa aku pernah bertekad bahwa aku akan membantu ibu membiayai kuliah adik. Tapi kenapa aku ingin ikut snmptn lagi? Sekarang adikku sudah kelas 2 SMA, tahun ini naik kelas 3. Dan berarti tahun depan dia kuliah. Kalau aku ikut sbmptn, dan diterima, apa yang akan terjadi? Aku hanya akan berbeda satu tingkat dengan adik. Soal wisuda berdekatan, itu ga masalah. Tapi gimana dengan uang kuliah? Gimana dengan ibu? Apa yang akan terjadi pada ibu yang notabene merupakan single parent karena ayahku telah Allah panggil lebih dulu lima tahun yang lalu? Apa yang akan terjadi? Aku hanya akan membebani ibu. Membuatnya susah.

Ya Allah, aku ini anak macam apa?

Setelah brainstorming sendiri, aku sekarang ngerti kenapa Allah masukkin aku ke polban. Sepertinya diini memang jodoh aku. Karena dengan cara bertahan disinilah yang paling mungkin bisa membuat aku mewujudkan tekadku untuk membantu ibu biayai kuliah adik.

Haha. Lupakan semua impian. Bukan karena menyerah. Tapi karena ada impian baru yang lebih mulia. Iya, lupakan ilmu komunikasi. Bertahan di teknik kimia. Wujudkan tekadmu. Bahagiakan ibumu.

Ibu: Iya betul.

May 23, 2013

Aku Harus Berguru pada Ikan

Kadang aku ingin berguru pada ikan. Bagaimana mereka bisa punya daya ingat yang secepat itu? Hanya tiga detik? Rasanya seperti pecah berkeping-keping saat harus mengingat banyak hal yang terlalu pedih untuk diingat. Tapi apalah daya, ingatanku bekerja berkali-kali lipat durasinya daripada ikan. Sisi manisnya, aku masih bisa mengingat semua hal, tentangmu, yang bisa membuatku masih tersenyum.

Aku percaya bertemu kamu adalah takdirku, mungkin takdirmu juga. Aku percaya setiap momen obrolan kita adalah takdirku, mungkin takdirmu juga. Takdir yang selalu kupedulikan, tapi mungkin tak sekalipun pernah kamu sekadar sadari.

Knowing there's someone else have been staying inside your heart is the worst fact lately.

Kesabaranku memang tak berbatas. Dan kesanggupanku masih bisa mengatasi semua ini.

Tapi, ingatanku tentang kamu yang selalu manis, sebelum ini, sudah cukup untuk menguapkan semua senyum. 

Aku harus berguru pada ikan.

May 10, 2013

Kau Tak Akan Kehilangannya

Kini aku malu pada mega yang memerah. Yang selalu ku tatap saat memintamu menetap. Yang selalu ku tatap saat kau memilih untuk pulang lebih dulu. Seharusnya aku telah tersadar sejak itu, bahwa bukan aku yang terpenting.

Kini aku malu pada kicau burung saat hari dimulai. Yang selalu kupinta izinnya untuk melukis wajahmu pada senjanya. Seharusnya mereka tak pernah izinkan aku. Agar setiap senjanya yang lampau tak menjadi lukisan yang hanya bisa dikenang.

Aku pun malu pada senja. Yang mulai sore itu tak lagi kulukiskan wajahnya. Kudengar lirih ia bertanya, "Mengapa kau berhenti? Aku menyukainya seperti kamu.".

Tenanglah senja,  hanya aku yang akan kehilangannya. Tidak denganmu. Karena sungguh akan ada pelukis lain yang melukis wajahnya pada dirimu. Pelukis beruntung. Pelukis yang lebih indah melukiskannya.

Bukan aku.

Apr 27, 2013

Gravitasi

Rembulan semakin memerah kala kau sudah terlalu ingin pulang.
Mengapa harus selekas ini? Tak bisakah kita pulang bersama? Nanti saja..
Bintang melulu berkedip, sambil sesekali mengingatkan aku, ini sudah larut.
Tapi bumi terus menambah percepatan garvitasinya, membuatku sukar berlalu dari medan magnetis terhangat bernama hatimu.
Jatuhkan saja, agar kekuatannya berkurang, aku ingin pulang, sebelum hatiku lebam.

Apr 7, 2013

Jalan Protokol itu, Kamu

Selamat senja yang berbeda, masih dengan kamu yang sama dengan kemarin, kemarin, dan kemarinnya lagi. Kamu yang semoga tak lekas berganti karena lepas harapan. Kamu yang selalu bertakhta dalam damba. Yang teduh antara terik, bagai sebahagian padang pasir, kau itu yang ternaungi awan.
Aku masih melukiskan kamu di kanvas senja ini. Mungkin senja saja sudah bosan dengan wajahmu yang mengisi setiap halamannya. Dan kau tau? Aku harus selalu berkompromi dengan kicau burung gereja yang ramai di lapangan samping jendela kamarku, dengan sinar matahari yang berkerumun masuk ke pori-pori. Untuk satu, senja mereka yang bersedia kulukis lagi dengan wajah yang sama.
Waktu sudah bergulir lama sejak pertama aku tahu dirimu. Kisah ini tak seperti jalan tol jaman dulu yang bebas hambatan. Sebaliknya. Kisah ini serumit jalan protokol di kota-kota besar. Terhambat, sulit, dan mengesalkan. Tujuanku yang membuat aku sanggup bertahan, mungkin saja itu kamu. Berdoalah agar itu kamu. Hehe :)
Maaf jika aku sempat membelok, aku pikir ke arahmu sudah buntu.
Kamu tak perlu kuatir, sekarang aku sudah memutar balik. Aku kembali ke jalan protokol-mu.
Aku tahu kau juga ada dijalan ini, di ujung yang berbeda dariku. Aku yakin kau sedang berjalan ke arahku. Mengikuti jalan protokol-ku. Kau juga terhambat, kau juga sulit, dan kau juga pasti kesal. Tapi aku, tujuanmu, masih disini. Aku juga mencarimu. Maka, carilah aku! Jangan menyerah sampai satu tempo di satu titik dimana kamu dan aku bertemu.
Aku mencari.
Aku menunggumu.

Mar 27, 2013

Dulu


Dulu ia hanya punggung yang menghilang seiring transformasinya menjadi siluet dihadapan sengat cahaya dari balik jendela.
Dulu ia hanya tokoh nyata yang tanpa izinnya ku reka jadi pangeran dalam imajiku yang egois.
Dulu ia terduga sebagai pemilik tulang rusuk yang Tuhan titipkan menemaniku berjalan jauh dimuka dunia.
Dulu ia hanya kerabat yang diam-diam ku puji dalam hingar, agar tak ada satu makhluk, yang berkuping ultrasonik sekalipun, mampu mendengar.
Dulu... dulu.. dulu.
Semuanya hanya ceritera yang tak diabadikan di dongeng manapun.
Hanya konsep masa lalu, yang ada, tapi tak pernah kuasa kembali aku pinta.

Mar 17, 2013

Sebuah Rindu

Aku rindu masa-masa ketika hari Senin hingga Sabtu aku pergi dari rumah, pergi ke depan perumahan dengan jalan kaki, memakai kerudung bergo putih, kemeja putih yang mulai kekuningan, dan rok rampel abu-abu kebiruan. Membawa tas yang superberat dipunggung, dengan hanya ditopang sepatu hitam yang sudah mulai keabu-abuan. Rutinitas berangkat sekolah yang dulu selalu tak ku nanti, tapi sekarang begitu kurindukan.
Aku rindu masa-masa ketika aku tiba di depan sebuah SMA yang luasnya tak sampai 1 hektar. Melihat Pak Udin sedang sibuk menyebrangkan murid-murid yang hendak mencari ilmu, atau Pak Chandra yang sedang tersenyum ke arah kami, mungkin sambil berkata dalam hati "haha, kalian datangnya masih saja kalah pagi sama Bapak!" :')
Aku rindu masa-masa aku membuka daun pintu yang terbuat dari kayu, dengan ceria berjalan masuk ke sebuah ruangan dengan 19 buah meja plus satu meja guru dan 38 buah kursi plus satu kursi guru.
Ah, duabelas ipa empat!
Aku tahu masa-masa itu adalah hal yang mustahil untuk kembali. Aku tahu.
Tapi bukankah rindu tak menuntut sebuah reka ulang?

Mar 5, 2013

Inspirational Community

Beloved Classmates


Maroon Army

Love them as always :')