May 10, 2013

Kau Tak Akan Kehilangannya

Kini aku malu pada mega yang memerah. Yang selalu ku tatap saat memintamu menetap. Yang selalu ku tatap saat kau memilih untuk pulang lebih dulu. Seharusnya aku telah tersadar sejak itu, bahwa bukan aku yang terpenting.

Kini aku malu pada kicau burung saat hari dimulai. Yang selalu kupinta izinnya untuk melukis wajahmu pada senjanya. Seharusnya mereka tak pernah izinkan aku. Agar setiap senjanya yang lampau tak menjadi lukisan yang hanya bisa dikenang.

Aku pun malu pada senja. Yang mulai sore itu tak lagi kulukiskan wajahnya. Kudengar lirih ia bertanya, "Mengapa kau berhenti? Aku menyukainya seperti kamu.".

Tenanglah senja,  hanya aku yang akan kehilangannya. Tidak denganmu. Karena sungguh akan ada pelukis lain yang melukis wajahnya pada dirimu. Pelukis beruntung. Pelukis yang lebih indah melukiskannya.

Bukan aku.

0 komentar:

Post a Comment