Jun 17, 2013

Pengorbanan?

Mungkin ini rasanya jadi harimau kebun binatang yang "terpaksa" hidup di balik jeruji. Hanya sayangnya, kita terlalu berleha, menyombong karena merasa lebih mulia, dan egois untuk sekadar "bisa merasakan".

Lihatlah ketika anak-anak kecil itu menarik-narik ujung baju ayahnya. Menyeret-nyeret ayah mereka mendekati kandang harimau malang. Untuk tanpa sadar, menonton sekaligus tertawa akan keterkekangannya.

Tapi ia hanyalah harimau. Ia tangguh, tapi kalah pada akal picik. Ia kuat, tapi luluh pada senyum budak polos yang terhibur diatas pedihnya.

Ia seharusnya bisa pergi, mengenyam kebebasan yang menjadi haknya sejak lahir. Ia seharusnya bisa beradu eksiprasi dan inspirasi dengan oksigen yang spesial diembus oleh pohon-pohon yang berdiri megah di alam liar. Seperti kawanan-kawanannya.

Tapi ia hanyalah seekor harimau malang yang masih luluh pada senyum manusia-manusia yang selalu menontonnya, terus menganggapnya binatang perkasa.

Karena ia hanyalah seekor harimau kebun binatang, yang rela hidup dalam kemalangan, demi senyuman yang tak ingin ia lepas dari sejauh pandangnya.

0 komentar:

Post a Comment