Mar 17, 2013

Sebuah Rindu

Aku rindu masa-masa ketika hari Senin hingga Sabtu aku pergi dari rumah, pergi ke depan perumahan dengan jalan kaki, memakai kerudung bergo putih, kemeja putih yang mulai kekuningan, dan rok rampel abu-abu kebiruan. Membawa tas yang superberat dipunggung, dengan hanya ditopang sepatu hitam yang sudah mulai keabu-abuan. Rutinitas berangkat sekolah yang dulu selalu tak ku nanti, tapi sekarang begitu kurindukan.
Aku rindu masa-masa ketika aku tiba di depan sebuah SMA yang luasnya tak sampai 1 hektar. Melihat Pak Udin sedang sibuk menyebrangkan murid-murid yang hendak mencari ilmu, atau Pak Chandra yang sedang tersenyum ke arah kami, mungkin sambil berkata dalam hati "haha, kalian datangnya masih saja kalah pagi sama Bapak!" :')
Aku rindu masa-masa aku membuka daun pintu yang terbuat dari kayu, dengan ceria berjalan masuk ke sebuah ruangan dengan 19 buah meja plus satu meja guru dan 38 buah kursi plus satu kursi guru.
Ah, duabelas ipa empat!
Aku tahu masa-masa itu adalah hal yang mustahil untuk kembali. Aku tahu.
Tapi bukankah rindu tak menuntut sebuah reka ulang?

0 komentar:

Post a Comment