Mar 30, 2012

Ketika Cinta Itu Hadir...

Assalamualaikum kawan.

Heey, what a big WOW for today. Mau tau kenapa? Kasih tau nggak yaa.. haha. Akhir-akhir ini kata-kata klasik itu acap kali muncul buat jawab pertanyaan-pertanyaan menyelidik ala para kepo. Tulis aja biar gak terkesan kudet dan ndeso. Wakakakakk.

Let's go to the point, hari ini acara Studi Islam Intensif (SII) kembali digelar di SMAN 1 Cibadak sekolahku tercinta. Sebagai pemateri, tetap Ustadz favoritku yaitu Ustadz Ahmad Muhajir yang insya Allah senantiasa dirahmati oleh Allah, aamiin. Dan apa alasan dari WOW diatas? Caps...

Seminggu ini saya punya perasaan lagi gak keru-keruan, gara-gara hal sepele yang haaaah sama sekali engga penting buat dirisaukan. Tapi mau gimana lagi, perasaan tetep risau. Gara-gara apakah gerangan? Dengerin aja deh reffnya lagu Pupus, gak enak kalo langsung menuju sasaran. Huahaha. Okey, lalu apa yang terjadi kemudian? Hari ini, tanggal pangais bungsu di bulan Maret 2012, acara SII kembali diselenggarakan dengan tajuk "Ketika Cinta Itu Hadir...". Judul yang bisa bikin para remaja berapi-api kan? Termasuk saya ini yang kebetulan lagi "bermasalah" sama urusan cinta #eaaak *sedia kresek sebelum muntah-muntah*. Daaan Subhanallah dengan izin Allah bahasan pertama yang diberikan oleh Kak Ahmad adalah pengalamannya yang pernah batal mengkhitbah seorang akhwat. Katanya beliau lumayan dibuat galau juga karena sang akhwat sudah dikhitbah lelaki lain *praaaaang jedeeeeer*. Walau beda sikon, KEBETULAN SEKALI, hal ini hampir sama dengan apa yang lagi "mengganggu" detik-detik menuju UN saya ini. Fhiuuuh.. Tapi syukur Alhamdulillah, perasaan saya yang lagi terjun dari tebing tanpa parasut ini seakan disangga oleh karpet ajaib milik Aladdin, apakah itu? Hmmm, bisa jadi karpet Aladdin itu adalah kata-katanya Kak Ahmad, bahwa cinta sejati itu adalah ketika tak ada pihak yang terzolimi, kalau dalam cinta ada yang tersakiti it means ada pihak yang terzolimi, maka dia itu bukan cinta sejati. Oleh sebab itu kita harus mengikhlaskannya pergi walaupun dari awal kita selalu berdoa

Ya Allah, jika dia baik bagiku maka dekatkanlah, dan apabila dia buruk bagiku maka baikkanlah..
Hahaha, ada-ada aja beliau. Bisa aja bikin ketawa. Kemiripan pengalaman beliau dengan apa yang sedang melanda hati saya ini cukup membantu menghilangkan risau. Karena kesimpulannya, dia yang sedang bikin aku galau sekarang mungkin saja bukan cinta sejati (y). Itu berarti tak ada lagi yang perlu dirisaukan..


Hal kedua yang dibahas Kak Ahmad adalah bahwa kita itu harus mencintai sesuatu karena Allah. Kita tidak sepatutnya mencintai apapun melebihi cinta kita kepada Allah jika kita tidak mau dimasukkan ke dalam golongan orang-orang fasik seperti yang dikutip di Surat Cinta Allah surat At-Taubah ayat 24 yang artinya:
Katakanlah: "jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan RasulNya dan dari berjihad di jalan Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan Nya". Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik. "
Astaghfirullah, semoga kita semua tidak dimasukkan ke dalam golongan itu ya teman. Nah oleh sebab itu, cinta yang harus didahulukan itu adalah cinta kepada Allah, kemudian cinta kepada RasulNya, dan cinta kepada jihad di jalan Allah.


Hal lainnya yang dibahas dalam SII tadi itu adalah perihal pacaran. Tadi Kak Ahmad mengajak kita untuk membuka mata. Tahun lalu, angka kasus perceraian yang "tercatat" di Indonesia mencapai 250 ribu kasus. Itu baru yang tercatat lho, belum termasuk perceraian di tempat terpencil yang jauh dari jangkauan KUA, haha. Padahal kita tahu walaupun cerai diperbolehkan, tapi Allah tidak menyukainya kan? Nah ayo kita selidiki kenapa hal ini terjadi.

Kawan, sadarkah kalian bahwa hal ini kemungkinan besar terjadi karena mereka sudah pernah berpacaran sebelum menikah. Lho kenapa gitu? Tunggu.. jangan protes dulu.. Jadi gini kronologisnya, orang yang udah pacaran itu kan mayoritas (gak semua lo, mayoritas) udah pernah berpegangan tangan (ini paling minimal dan paling sering dilakukan), saling belai, atau *maaf* berciuman, bahkan hingga hal yang lebih parah lagi. Nah sekarang kita lihat dampaknya. Mereka yang sudah pernah melakukan semua hal itu tentunya kelak saat menikah, tak ada lagi kejutan bagi mereka. Bagaimana rasanya berpegangan tangan itu sudah amat lumrah, hingga tak ada feel tersendiri saat berpegangan tangan dengan suami mereka. Padahal setiap rasa deg-degan ketika berpegangan tangan dengan suami/istri kita kelak itu berpahala loh.. Sedangkan gara-gara "udah biasa" sama yang namanya pegangan tangan kemudian ketika berpegangan dengan suami/istri kita, kita malah gak deg-degan. Gak jadi dong pahalanya :D. Disisi lain, kalo kita pegangan tangan pas pacaran dan deg-degan itu kan dosa teman-teman. Sayang banget, rasa deg-degan yang seharusnya kelak jadi pahala malah lebih dulu jadi dosa.. Setuju apa sepakat? :D. Dan untuk ditekankan, bahwa yang paling dirugikan dari itu semua adalah kita para wanita. Betul apa betul?


Jadi kesimpulan yang bisa aku ambil dari SII tadi adalah, dahulukan cinta kita kepada Allah, Rasul, dan jihad. Baru kemudian hal-hal duniawi boleh kita cintai. Lalu, janganlah kita khawatir akan jodoh. Karena jodoh sudah ada yang mengatur, Allah S.W.T. Jangan takut disebut "gak gaul" atau "gak laku" kalau gak pacaran. Karena emang gak kayak gitu, sahabat :). Nah, sekarang yuk kita berusaha memantaskan diri agar nanti kita mendapat jodoh yang baik. Dekatkan diri pada Allah. Percayalah akan G.A.L.A.U (God Always Listening Always Understanding) :D.



Hmm, sekian dulu ya, jangan lupa doakan agar perasaan risau saya ini akan segera benar-benar hilang :D. Aamiin.

Wassalam :)

0 komentar:

Post a Comment