Jul 8, 2014

Please, Just Notice These and Go On!

Satu bulan jackpot kini sudah berlalu sepertiganya. Masih ada dua pertiga lagi yang Tuhan sediakan barangkali sejauh ini kita masih alpa dan lupa.


Bulan ini sudah berlalu sepuluh hari, namun ilmu tentangnya ternyata masih kosong dalam ruang hidup saya. Yang saya tahu hanya bagaimana saya beribadah, memohon dapatkan surgaNya, meminta jauhkan dari nerakaNya. Yang saya tahu hanya bagaimana saya harus menahan lapar dahaga, tanpa dibarengi bagaimana menahan emosi negatif yang seringkali tiba di ubun-ubun untuk kemudian meledak-ledak.

Seperti hari ini, emosi negatif itu benar-benar tak bisa saya bendung lagi. Saya bukan tipikal orang yang menilai sesuatu dari 'kemasan'nya. Namun bagaimanalah jika saya tidak menyukai 'isi'nya, maka sebaik apapun kemasannya, saya tidak akan suka.

Jujur saja, saya paling tidak suka diolok-olok dengan sesuatu yang tidak saya suka. Saya bukan seorang pemarah, namun saya juga bukan seorang penyabar yang tangguh. Saya tidak tahu ada niatan apa di balik perkataan-perkataan olokan yang, jujur saja, sangat mengiris-ngiris hati saya. Meski terkadang saya berhasil ber-positive thinking, tak jarang pula saya gagal.

Saya tahu bahwa fisik saya tidak sempurna, apalagi perangai saya. Saya tahu sikap saya menjengkelkan. Mungkin itu alasan ketika kalian menyandingkan dengan sesuatu yang tidak saya sukai. Bagi kalian yang punya hidup indah dan nyaris sempurna, pikiran itu pasti jauh dari kelu, kelu untuk lagi-lagi menyandingkan saya dengan sesuatu yang saya tak sukai. Sementara saya selalu berusaha menyandingkan kalian dengan sesuatu yang kalian sukai. Bagaimanalah saya tidak kecewa?

Bukankah sudah berulangkali saya jelaskan alasan logis mengapa saya tidak menyukai sesuatu tersebut? Lalu mengapa masih saja kalian membuat saya merasa semakin rendah dan marah?

Apakah tak boleh sesekali saya ingin mendengar kalian menyandingkan saya dengan sesuatu yang saya suka? Atau mungkin di mata kalian saya masih jauh dari pantas untuk berada di posisi itu. Baiklah, tak perlu khawatir. Tak usah kau dengar permohonanku ini. Namun, kali ini saya benar-benar meminta agar kalian diam saja. Tak perlu sandingkan saya dengan apapun karena kalian tak tahu sesakit apa hati saya kemudian.

Mohon maaf. Saya mengerti ketika orang lain marah, kesabaran mereka telah terkalahkan oleh hawa nafsu yang merusak segalanya. Saya mengerti bahwa mereka pun manusia biasa yang kadar kesabarannya kadang terkikis habis oleh amarah yang meraung-raung. Begitupun saya, kadang amarah itu beraksi di luar kendali saya. 

0 komentar:

Post a Comment