Jul 8, 2014

Bagimu, yang Entah Berada Dimana

Mungkin langit tahu, apa doa kita pernah bertemu dan berpadu disana.

Selamat malam, bagimu yang masih sembunyi di balik tabir pemisah 'kini' dan 'nanti'.
Masih sudikah kamu mencari? Kala aku disini masih selalu menunggumu.
Aku tak pernah tahu wajahmu selama ini. Mungkin kita pernah berjumpa, mungkin kita pernah saling menyapa, mungkin kita pernah saling bicara, bahkan mungkin kita pernah saling memendam rasa.

Aku tak pernah tahu apakah kamu pernah merindu pada seseorang sejenis aku begitu hebatnya. Maafkan aku jika aku pernah merindu pada seseorang sejenismu hingga hampir ku tak kuasa membendungnya.

Kamu, yang masih tersembunyi dalam pecahan masa bertajuk masa depan, bolehkah aku bercerita?

Saat aku mengetikkan ini, sesungguhnya aku sedang merindukan dia yang mungkin sudah tertidur pulas. Dia seorang ahli pembaca surat cinta. Tak pernah jemu satu juz ia lahap dalam satu hari, mungkin lebih. Dia yang datang ke rumahNya di awal waktu, berlomba menempati shaf terdepan.

Tak perlulah kau cemburu, lagipula ia tak pernah tahu....

Tak semua rindu perlu kau ungkap. Tak semua ingin perlu kau raih.
Meski rindu semakin menjadi, kau tetap memalingkan wajahmu saat matamu berjumpa matanya.
Bayi pun merasa lapar, tapi semua tahu bayi tak boleh makan mie pangsit bukan?
Maka bukan tak ingin makan meski lapar. Tapi selalu ada makanan yang lebih baik bagimu.







0 komentar:

Post a Comment