Dec 27, 2014

Mencari Cahaya

Jubah yang kau pakai, caramu meraih cinta seperti caramu mencari makanan sehari-hari. Mungkin karena itu, tujuanku selalu kau belokkan pada cahaya. Ke mana setiap orang menuju. Ke mana setiap hati rindu terpaut. Karena kau begitu paham, aku masih tak cukup berdikari mencari. Bahwasanya cinta masih bagai makanan mewah yang jarangkali ku temui.


Bagai musafir buta yang meraba-raba. Musafir kelaparan yang butuh mata lain untuknya melangkah. Setidaknya suara sepatu di lembah jubahmu yang bertepuk berkali-kali dengan lantai.

Aku butuh kesetiaan yang tak mengalah pada peluh, sebelum mataku melihat segalanya dengan jelas. Aku butuh kesinambungan yang tak terputus. Bukan semangat yang partaian, yang lekas meredup sewaktu aku menjadi sedikit tidak menyenangkan.

1 komentar:

Mungkin sama kayak yang di sampaikan dikomen tulisan kang iqbal... pertama tulisannya bagus nau...memang
cinta itu, dirasakan salah ditingglkan juga salah, hanya Allah yang tahu kapan saat yang tepat..untuk berurusan dengan cinta

Post a Comment